Jombang-(satujurnal.com)
Memasuki musim haji, perajin tasbih manik-manik dari bahan limbah kaca dan perajin mani-manik di Jombang kebanjiran pesanan dari dalam kota maupun luar kota. Pesanan tasbih meningkat tajam.
Seperti produk manik-manik warga desa Plumbongambang, Kecamatan Gudo, Jombang. Musim haji tahun ini permintaan tasbih manik-manik mengalami kenaikan hingga 100 persen.
Nur Wahid, salah satu perajin manik-manik Desa Plumbongambang mengatakan, pemesan biasanya meminta tasbih manik-manik berwarna hijau dan merah tanpa pernik, namun banyak pula pesanan dari luar kota memesan manik-manik bercorak hitam.
Harga tasbih manik-manik berbahan limbah kaca produk Nur Wachid berkisar antara Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu.
“Pesanan biasanya mulai meningkat sebelum musim haji hingga sepulang ibadah haji. Pemesan kebanyakan dari luar kota, seperti Surabaya, Jogja dan Jakarta,” kata Nur Wachid.
Jika hari biasa omzet penjualan manik-manik tak lebih dari Rp 5 juta per hari.
Menurut Nur Wachid, jumlah perajin manik-manik di desanya saat ini lebih dari seratus orang. (rg)
Social