Mojokerto-(satujurnal.com)
Jumlah Odha (Orang dengan HIV/AIDS) di wilayah Kabupaten Mojokerto terus mengalami peningkatan. Kurun sembilan bulan terakhir, sedikitnya ditemukan 51 ODHA baru. Mayoritas diantara puluhan penderita penyakit tropis nan mematikan ini berusia produktif, antara 21 tahun hingga 30 tahun.
’’Dari 51 ODHA baru itu, 27 perempuan dan 24 laki-laki. Sebanyak 17 diantaranya berusia antara 21-30 tahun,’’ kata dr Bennhardy, Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, Selasa (01/10/2013).
No.
|
Kelompok Penderita ODHA
|
Jumlah
|
1
|
PSK
|
8 |
2
|
Pasangan Resiko Tinggi
|
8 |
3
|
Pelanggan PSK
|
15 |
4
|
Lelaki Suka Lelaki
|
6 |
5
|
Suntik
|
1 |
6
|
Bayi dari Ibu
|
1 |
7
|
Lain-Lain
|
12 |
|
Jumlah
|
51 |
Sumber : Dinkes Kabupaten Mojokerto
Diantara jumlah itu, juga ditemukan pula bayi yang positif mengidap HIV/AIDS. ’’Dia tertular dari ibunya,’’ ungkapnya. Selain itu, juga ada satu ODHA remaja yang berusia 16-20 tahun.
Jumlah ODHA yang berusia diatas 30 tahun juga tidak kalah banyak. Total ditemukan 11 ODHA yang berusia 31-35 tahun. Lalu tujuh ODHA usia 36-40 tahun dan 10 ODHA berusia 41-45 tahun.
Selebihnya, hanya ada empat ODHA manula. Yakni dua berusia 46-50 tahun dan satu berusia 51-55 tahun serta satu ODHA berusia 56-60 tahun.
Kian banyaknya ODHA usia produktif ini tentu saja mengkhawatirkan. Apalagi bila menilik penyebab penularan HIV/AIDS yang mereka alami. ’’Mayoritas tertular karena PSK (pekerja seks komersial) dan pelanggannya,’’ jelasnya.
Dari total 51 ODHA baru itu, ada delapan PSK dan 15 pelanggan PSK. Kemudian ada delapan kelompok risiko tinggi seperti kelompok-kelompok yang diduga kuat sebagai pelanggan PSK, waria, maupun pria hidung belang.
Diluar itu, juga ada enam ODHA dari lelaki suka lelaki (LSL), lalu satu tertular dari ibu dan satu tertular dari jarum suntik karena narkoba. Selain itu, juga ada 12 ODHA yang tertular dari berbagai sebab khususnya dari suami.
’’Mayoritas ODHA yang kita temukan adalah perempuan karena kesadaran mereka untuk periksa sangat tinggi. apalagi kalau hamil pasti diperiksa darahnya,’’ jelasnya.
’’Untuk lelaki, sulit sekali untuk dites darah. Jadi baru kalau sakit parah mau dites darahnya karena memang untuk keperluan pengobatan,’’ paparnya. (one)
Social