Beromzet Ratusan Juta Rupiah, Pengrajin Dompet Imitasi Masih Dibayangi Kenaikan Harga Bahan Baku dan TDL - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Beromzet Ratusan Juta Rupiah, Pengrajin Dompet Imitasi Masih Dibayangi Kenaikan Harga Bahan Baku dan TDL

Jombang-(satujurnal.com)
Ratusan pengrajin dompet imitasi di Desa Rejoslamet, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten jombang mulai mengeluhkan naiknya harga bahan baku sejak sebulan terakhir. Kendati saat ini mereka memilih tidak menaikkan harga jual, namun jika kenaikan bahan baku terus menerus naik, akan berpengaruh pada omzet penjualan. 

“Sejak satu bulan lalu harga bahan baku mengalami kenaikan yang cukup drastis. Sekarang harga per roll kain imitasi Rp 400 ribu,” ujar Wasis, salah satu pengrajin, Selasa (22/10/2013). 

Sampai  saat  ini, ujar Wasis, 200 pengrajin dompet imitasi yang ada di desanya masih bertahan dengan harga ‘lama’, harga sebelum bahan baku naik. “Cukup dilematis. Kalau harga jual kita naikkan, pembeli yang keberatan. Tapi kalau tidak kita naikkan, sedang ongkos produksi naik, keuntungan kita yang menipis,” tuturnya.

Sebenarnya selain soal kenaikan harga bahan baku, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang menjadi piranti produksi menyebabkan biaya produksi tinggi. 

Yang patut dibanggakan, lanjut pria tambun tersebut, meski harga bahan baku tetap naik, semangat pengrajin yang didominasi kaum muda  tak surut. Mereka terus menekuni bidang usaha yang kini sudah menjadi urat nadi perekonomian desanya. “Karena kerajinan dompet imitasi sudah jadi ikon ekonomi disini, ya kita pilih tetap bertahan,” tukas Wasis. 

Apalagi, lanjut Wasis, pemasaran dompet imitasi sudah merambah seluruh Indonesia. Yang utama, produk UKM tersebut dikirim ke lima kota besar. Yakni Jakarta, Surabaya, Bandung, Solo, Semarang. Bahkan, sudah ada yang diekspor sampai ke Malaysia.

Omzet penjualan dalam sebulan bisa mencapai ratusan juta rupiah. “Dalam seminggu bisa saya hasilkan ratusan kodi. Rata-rata omzet per minggu Rp 100 juta atau Rp 400 juta per bulan,” ujarnya seraya mengatakan sudah melokani sebagai pengrajin dompet imitasi sejak tahun 2009 lalu. 

“Kami harap Pemkab Jombang memperhatikan nasib 200 pengrajin dengan memberikan sentuhan berupa modal atau pun sarana lainnya. Karena produksi kerajinan menjadi urat nadi perekonomian di Desa Rejoslamet,” harap dia. (rg)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional