Reduksi Proyek Gagal, Pemkot Tetap Garap Alun-Alun - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Reduksi Proyek Gagal, Pemkot Tetap Garap Alun-Alun

Rancangan Alun-alun Kota Mojokerto
Mojokerto-(satujurnal.com)
Kesan mereduksi proyek-proyek gagal mulai ditunjukkan Pemkot Mojokerto. Setelah memastikan tidak melanjutkan proyek pembangunan jembatan dan jalan tembus Pulorejo- Blooto senilai Rp 16 miliar dan Renovasi Masjid Agung  Al Fattah Rp 4,8 miliar, proyek revitalisasi Alun-alun Kota Mojokerto ‘dipertahankan’ untuk tetap digarap tahun ini.

Proyek revitalisasi bertajuk ‘Perbaikan Alun-alun Kota Mojokerto’ senilai Rp 4,5 miliar dalam tender terbuka LPSE Kota Mojokerto terpaksa di-retender karena tak satu pun rekanan yang memenuhi prakualifikasi. Padahal, sebelumnya Kepala Dinas PU, Subambihanto membeber jadwal tahapan proyek. Pekan ketiga Agustus proses lelang konstruksi selesai. Pekan keempat Agustus SPK (surat perintah kerja) rekanan pemenang tender dterbitkan. Sedang pelaksanaan proyek dijadwalkan awal September sampai akhir Nopember. 

”Dari sisi waktu memang sudah mepet. Tapi dari sisi waktu pelaksanakan, revitalisasi Alun-Alun masih bisa selesai sebelum akhir Desember,” terang Subambihanto, Senin (07/09/2013). 

Data LPSE Kota Mojokerto menyebutkan lelang pertama yang digelar 19 Agustus 2013 diikuti 23 peserta. Namun lelang ini kandas. Tak satu pun peserta yang memenuhi kualifikasi. Lalu dibuka retender dan diikuti 21 peserta lelang. Pengumuman pascakualifikasi 19 September 2013. Pemenang lelang yang diumumkan tanggal 4 Oktober 2013 yakni PT Permata Anugerah Yalapersada, Surabaya, dengan harga penawaran Rp 4,442 miliar dari pagu proyek Rp 4,510 miliar. Sedang teken kontrak ditetapkan 11 Oktober 2013. 

Hasil retender ini menyebabkan proyek yang digadang-gadang jadi perwujudan pintu gerbang Kota Mojokerto bernuansa Majapahit rancangan PT Wira Darma Nusa, Solo, Jawa Tengah ini akan molor. Jika tak ada kendala, paling cepat tuntas akhir tahun ini. 
Revitalisasi Alun-alun bernuansa bernuansa Majapahit digarapa dengan tetap mempertahankan beberapa bangunan lama, seperti monumen merah putih dan meriam kuno.

Kawasan yang dijadikan paru-paru kota dan steril dari PKL ini ujar Bambi, sapaan Subambianto, dikonsep untuk mengembalikan alun-alun sebagai identitas kerajaan Mojopahit. 

Corak sejarah ditampilkan pada warna khas Majapahit yakni warna gulo klopo (warna gula merah). Bentuk bangunan mayoritas terbuat dari terakota. Gapura replika Candi Wringin Lawang dan Bajang Ratu ditonjolkan sebagai aset kerajaan Majapahit. 

“Selain itu, disiapkan sirkulasi pejalan kaki,sarana olahraga dan bermain serta edukasi ,” imbuhnya.

Dan yang pasti, tidak ada lagi pagar yang mengelilingi Alun-alun, seperti kondisi saat ini. (one)


Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional