Warga Rampahombo Nikmati Listrik Tenaga Surya - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Warga Rampahombo Nikmati Listrik Tenaga Surya

Jombang-(satujurnal.com)
Setelah berpuluh tahun hidup dengan penerangan lampu minyak tanah,  kini 76 kepala keluarga Dusun Rampahombo, Desa Klitih, Kecamatan  Plandaan ,Kabupaten Jombang sudah menikmati penerangan listrik dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) bantuan Kementerian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Selain sangat terbantukan, mereka tak terbebani tarif dasar listrik (TDL) yang secara berkala mengalami kenaikan. Mereka hanya mengeluarkan uang ribuan rupiah setiap bulan untuk biaya perawatan PLTS.  
Praktis, tersedianya penerangan listrik ini sangat membantu beragam aktivitas warga yang hidup di wilayah perbatasan Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Nganjuk tersebut.

“Saya sangat bersyukur, sekarang bisa menikmati penerangan listrik, meski pun tidak beroperasi 24 jam,” ujar Supadi, Kepala Dusun (Kadus) Rampahombo, Senin (6/10/2013).  

Soal belum masuknya PLN, menurut Supadi, lebih pada persoalan letak geografis Dusunnya. “PLN tidak bisa masuk karena Dusun saya jauh jauh dari jangkauan. Kendaraan roda empat tidak dapat masuk Dusun kami karena sulitnya medan,” ujarnya. 

Menurutnya, PLTS baru masuk di Dusunnya sekitar tujuh bulan silam. Sedang jatah listrik per kepala keluarga, sebanyak 260 watt. Sementara jam operasi dibatasi mulai jam 6 sore sampai jam 6 pagi. 

“Meskipun tidak operasi sehari penuh, tapi setidaknya PLTS sangat banyak membantu kebutuhan warga. Banyak perubahan menyangkut aktivitas warga setelah masuknya listrik di Dusun kami. Anak-anak sekarang tidak kesulitan lagi mendapatkan penerangan listrik tatkala belajar di malam hari,” ujar Supadi. 

Aktivitas malam hari yang tampak mencolok sejak masuknya PLTS, lanjut Supadi, yakni nonton bareng berbagai acara televisi yang dipasang di pos kampling Dusun. “Ya jadi seru. Ada hiburan televisi di pos kamling. Warga bisa menikmati bareng-bareng,” imbuhnya. 

Yang pasti, warga tidak perlu terbebani dengan tagihan bulanan, karena sumber energi alat itu berasal dari matahari. “Memang tidak ada beban bea listrik, seperti halnya pengguna jasa PLN. Tapi atas kesadaran warga memberikan iuran sukarela untuk biaya pemeliharaan alat itu agar bisa lama dipakai," tukasnya. (rg)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional