foto ilustrasi (doc.istimewa) |
Mojokerto-(satujurnal.com)
Pembagian beasiswa khusus siswa inklusi di SDN Mentikan I, Prajurit Kulon, Kota Mojokerto berujung protes sejumlah walimurid. Ini lantaran Pemprov Jatim hanya mematok 10 beasiswa untuk siswa untuk sekolah yang menampung anak berkebutuhan khusus (ABK) tersebut. Namun, di sekolah yang terletak di jalan Brawijaya ini terdapat 32 siswa ABK.
Polemik muncul tatkala pihak sekolah menggelar sosialisasi soal beasiswa untuk ABK diantaranya siswa slow learner (lamban belajar), autis, hiperaktif, sampai anak berkebutuhan khusus lainnya termasuk tuna grahita,tersebut.
"Anak saya juga insklusi tapi kenapa tidak masuk hitungan sebagai penerima beasiswa anak berkebutuhan khusus," protes salah satu orangtua wali murid, Rabu (20/11/2013).
Mulai tahun ini, pemerintah memberikan beasiswa kepada mereka. Namun tak semua siswa inklusi di sini menerika hak beasiswa tersebut. "Kami sudah sampaikan bahwa memang jatah beasiswa siswa inklusi di sekolah kami hanya 10 anak. Padahal, kami memiliki 32 siswa inklusi mulai kelas I - VI," terang Kepala SDN Mentikan 1 Sri Kusumaningsih.
Perempuan berjilbab ini berdalih bahwa beasiswa khusus siswa inklusi dengan besaran setiap anak Rp 1.150.000 ini sudah ditetapkan kuotanya oleh pemerintah propinsi melalui Dinas Pendidikan Jatim. Kasek ini juga menyampaikan bahwa selain hanya dicari 10 siswa, pemberian beasiswa ABK di sekolah itu juga dikonversi barang untuk kebutuhan personal siswa mulai dari seragam, tas, dan kebutuhan lain.
"Juga untuk penunjang pembelajaran di sekolah. Termasuk memberi honor guru inklusi. Ini sesuai juknis dari Dinas Pendidikan Jatim. Kalau dirupakan uang tidak berdampak pada siswa. Malah akan lenyap tak berbekas termasuk beli HP," kata Sri.
Penerimaan bantuan beasiswa ABK-PKLK (Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus) tersebut di hampir semua daerah dapat. Di Kota Mojokerto sendiri ada tujuh SD inklusi yang berhak atas beasiswa per anak Rp 1,1 juta tersebut. Di antaranya SDLB B Pertiwi, SD Autis Mutiara Hati, SDI Al Azhar, SDN Wates 1, dan SDN Mentikan 1.
"Karena tak semua dapat akhirnya kami ratakan pemberian beasiswa yang kita rupakan peralatan sekolah. Sepuluh anak dapat utuh dan 22 yang lain sebagian saja," jelas Sri.
Kepala Dinas Pendiidkan Kota Mojokerto Muhamad Ali Imron mengaku belum paham detail soal program beasiswa ABK tersebut. "Nanti kita koordinasikan dengan Kabid SD," kata Imron.
Sementara itu Kabid Pendidikan SD dan Inklusi Dinas Pendidikan Jatim Nuryanto mengaku kaget saat dikonfirmasi atas tak meratanya beasiswa khusus ABK. Sepengertahuannya, beasiswa itu dari pusat dan diberikan ke semua siswa ABK. "Kalau yang beasiswa siswa ABK setiap anak Rp 1,1 juta itu dari pusat. Diberikan melalui rekening sekolah. Tidak dari propinsi. Propinsi hanya memberikan bantuan sekolah inklusi swasta sebesar Rp 10 juta untuk operasional sekolah setiap tahun," ujarnya. (one)
Social