Arkeolog dan Pecinta Majapahit Pantau Kerusakan Situs - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Arkeolog dan Pecinta Majapahit Pantau Kerusakan Situs

Mojokerto-(satujurnal.com)
Arkeolog dan komunitas pecinta Majapahit yang tergabung dalam Komunitas Save Trowulan terus melakukan pemantauan terhadap situs-situs kerajaan Majapahit yang kian terancam kerusakan.
Upaya mereka juga tak lepas dari munculnya polemik pembangunan pabrik baja yang dianggap berada diatas wilayah cagar budaya kerajaan terbesar di Nusantara abad 14 tersebut.

Diantara yang menjadi atensi dalam pantauan puluhan pecinta Majapahit dan arkeolog ini yakni sebuah situs tempat pemandian, yang terletak di Desa Nglinguk, Kecamatan Trowulan, Mojokerto ini yang tampak begitu tak terawat dan dibiarkan rusak.

Yang memprihatinkan, beberapa benda situs seperti batu andesit, dijadikan sebagai penyangga tiang rumah warga.

Melihat kondisi ini mereka mengaku prihatin sekaligus mendesak pemerintah untuk segera bertindak demi melindungi situs-situs tersebut.

“Di sekitar ibu kota kerajaan Majapahit pada ada banyak situs-situs. Tidak hanya ada situs yang sekarang ditemukan saja, tapi juga bisa dipastikan masih banyak situs lain disekitarnya,” kata Arkeolog Viddy Ad Daery, disela-sela memantau situs pemandian di Desa Nglinguk, Senin (02/12/2013). 

Ini, lanjut Viddy, seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah. Tapi karena pemerintah tidak bergerak, terpaksa teman-teman ini secara swadaya mencari temuan situs-situs baru. “Dan ini salah satu situs pemandian jaman Majapahit yg ditemukan di daerah sini,” ungkap dia.
Selain situs tempat pemandian, sebuah sumur Jobong juga ditemukan di kawasan ini.  Sumur yang diduga sebagai sumur pemandian warga elit zaman Majapahit ini juga terlihat tak terawat dan rusak.

Kondisi ini diperparah banyaknya aktivitas para perajin batu bata yang kian mempercepat kerusakan situs-situs akibat aktivitas penggalian tanah untuk bahan baku batu bata.

Sementara itu, Nanang Muni, Ketua Komunitas Save Trowulan mengatakan, kegiatan pemantauan ini dilakukan, agar situs-situs yang sudah mulai rusak ini, tidak bertambah parah.

“Kita terus bergerak menyelamatkan situ-situs. kenapa kita bilang penyelamatan, karena kondisi situs Trowulan baik yg fisik maupun non fisik sudah kritis. Kita perlu belajar lagi untuk Nusantara di Trowulan. Terbukti Trowulan pernah mengatur Nusantara jadi beres, gemah ripah lohjinawe,” katanya seraya menyebut, seharusnya semakin banyaknya situs Majapahit yang rusak menjadi perhatian pemerintah untuk dapat melindungi sejarah dan kekayaan cagar budaya negeri ini.(rg)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional