Delapan Kelurahan Endemis DBD - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Delapan Kelurahan Endemis DBD

Mojokerto-(satujurnal.com)
Kewaspadaan warga Kota Mojokerto terhadaps serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) harus lebih ditingkatkan. Terlebih, pada musim pancaroba saat ini. Tren kasus penyakit yang disebabkan serangan nyamuk aedes aegipty ini terus naik. Apalagi, dari 18 kelurahan yang ada masih ada 8 kelurahan yang dinyatakan endemis DBD.

’’Meski beberapa tahun terakhir tak ada penderita DBD yang meninggal, masyarakat jangan sampai lengah. DBD harus selalu diwaspadai utamanya pada awal-awal musim penghujan seperti sekarang ini,’’ kata Christiana Indah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, Selasa (17/12/2013).

Pada awal penghujan seperti sekarang, frekuensi turunnya hujan masih jarang. Sehingga cenderung memunculkan banyak genangan yang bisa menjadi media berkembang biaknya jentik nyamuk pembawa DBD.

’’Makanya masyarakat harus terus pelakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dengan menguras, menutup dan mengubur tempat-tempat yang bisa menampung air dan menjadi media hidupnya jentik,’’ paparnya.

Selain itu, juga bisa ditambah dengan memberi kelambu pada tempat tidur balita.

’’Tandon air yang biasanya ditaruh diatas dan jarang diperiksa juga harus lebih sering diperiksa. Karena jentik bisa hidup didalamnya,’’ ungkapnya. Demikian juga tempat minum burung maupun hewan piaraan lainnya.

Indah menyebut delapan kelurahan yang endemis, yakni Kranggan, Prajuritkulon, Mentikan, Pulorejo, Miji, Wates, Kedundung dan Meri. Sepanjang tahun lalu dan tahun ini, kasus DBD masih ditemukan di delapan kelurahan tersebut.

Selain itu, juga ada dua kelurahan terjangkit alias yang tahun ini ditemukan kasus namun tahun lalu tidak. Keduanya yakni Kauman dan Surodinawan. Enam kelurahan lainnya sporadis karena tahun lalu ada kasus namun tahun ini belum. Keenamnya yakni Blooto, Magersari, Purwotengah, Jagalan, Sentanan dan Balongsari. Sementara kelurahan yang dua tahun ini bebas DBD hanya dua yakni Gedongan dan Gunung Gedangan.

Data lima tahun terakhir menunjukkan bahwa kasus DBD mulai naik pada November dan terus tinggi hingga April. Grafik kasus paling tinggi di November yakni 34 kasus, lalu Desember (43 kasus), Januari (48 kasus), Februari  (38 kasus), Maret (59 kasus) dan April 63 kasus.

Tahun ini hingga November, sudah ada 16 kasus DBD. Rinciannya, satu penderita dibawah usia setahun dan diatas 24 tahun. Lalu dua penderita usia 1-4 tahun, empat penderita usia 15-24 tahun dan delapan penderita usia 5-14 tahun. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional