Jombang-(satujurnal.com)
Sekitar 30 penyandang tuna netra dan penyandang difabel, mengikuti turnamen olahraga penyandang cacat yang digelar oleh FORMI (Federasi Olahraga Rekreasi Masayarakat Indonesia) Jombang, Rabu (11/12/2013).
Lomba yang kali pertama digelar di Jombang ini untuk menumbuhkan rasa percaya diri bagi penyandang cacat serta memberi ruang dan hak sama seperti halnya warga masyarakat yang tidak menyandang difabilitas.
Seperti lomba kepruk kendil khusus bagi penyandang tuna netra ini tidak jauh berbeda dengan yang dilombakan untuk masyarakat normal. Hanya saja sebelum perlombaan dimulai para peserta dikumpulkan terlebih dulu untuk diberikan penjelasan teknis permainan.
Tiga orang tuna netra berbaris garis start. Panitia juga menutupi mata mereka dengan kain warna hitam, Selain itu peserta kepruk kendil itu juga wajib mengenakan helm, untuk menghindari pukulan yang nyasar.
Pun untuk lomba balap kursi roda bagi penyandang difabel, panitia menerapkan peraturan yang ketat.
“Lomba ini baru pertama kali digelar di Jombang. Tujuannya, untuk memberikan semangat bagi penyandang cacat penderita keterbatasan fisik punya hak yang sama dengan masyarakat normal,” kata Edi Sungkono, panitia lomba.
Mereka diajak berkumpul sekaligus rekreasi secara kejiwaan. Dengan begitu mental para penyandang cacat tersebut semakin terbangun,” katanya. (rg)
Sekitar 30 penyandang tuna netra dan penyandang difabel, mengikuti turnamen olahraga penyandang cacat yang digelar oleh FORMI (Federasi Olahraga Rekreasi Masayarakat Indonesia) Jombang, Rabu (11/12/2013).
Lomba yang kali pertama digelar di Jombang ini untuk menumbuhkan rasa percaya diri bagi penyandang cacat serta memberi ruang dan hak sama seperti halnya warga masyarakat yang tidak menyandang difabilitas.
Seperti lomba kepruk kendil khusus bagi penyandang tuna netra ini tidak jauh berbeda dengan yang dilombakan untuk masyarakat normal. Hanya saja sebelum perlombaan dimulai para peserta dikumpulkan terlebih dulu untuk diberikan penjelasan teknis permainan.
Tiga orang tuna netra berbaris garis start. Panitia juga menutupi mata mereka dengan kain warna hitam, Selain itu peserta kepruk kendil itu juga wajib mengenakan helm, untuk menghindari pukulan yang nyasar.
Pun untuk lomba balap kursi roda bagi penyandang difabel, panitia menerapkan peraturan yang ketat.
“Lomba ini baru pertama kali digelar di Jombang. Tujuannya, untuk memberikan semangat bagi penyandang cacat penderita keterbatasan fisik punya hak yang sama dengan masyarakat normal,” kata Edi Sungkono, panitia lomba.
Mereka diajak berkumpul sekaligus rekreasi secara kejiwaan. Dengan begitu mental para penyandang cacat tersebut semakin terbangun,” katanya. (rg)
Social