Mojokerto-(satujurnal.com)
Akibat luapan kali Lamong di perbatasan Mojokerto dan Gresik menyebabkan Desa Banyu Legi dan Desa Pulorejo di Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto terendam banjir. Banjir yang melanda wilayah kecamatan ini bukan kali ini saja terjadi. Namun setiap tahun di musim hujan, wilayah ini terendam hingga enam belas kali.
Sayangnya, setiap musibah banjir datang di wilayah ini, pemerintah setempat hanya menebarkan bantuan logistik semata. Sementara harapan warga agar pemerintah daerah membangun tanggul untuk menahan luapan air Kali Lamong sama sekali tak mendapat respon.
“Warga sangat berharap agar pemerintah segera membangun tanggal di Kali Lamong agar tidak terjadi banjir lagi,” ungkap Adi, warga Desa Banyu Legi, Senin (16/12/2013).
Menurut Adi, terendamnya Desa Banyu Legi dan Desa Pulorejo sudah terjadi sejak lima hari lalu. Di Desa Banyu Legi, ketinggian air hingga pinggang orang dewasa. Banjir kiriman ini menyebabkan ratusan rumah terendam banjir.
Akibat lebih jauh, aktivitas warga lumpuh. Sebagian warga berusaha menyelamatkan barang-barang berharga dari terjangan banjir.
Sementara warga Desa Pulorejo tidak dapat masuk ke dalam rumah. Pasalnya air dengan ketinggian satu meter merendam rumah. Warga menunggu air surut dengan duduk-duduk di pinggir jalan.
Warga sudah berkali-kali meminta dibangun tanggul di kali Lamong, namun pihak Pemkab Mojokerto hanya menjanjikan kepada warga. “Setiap kali terjadi banjir, yang datang hanya bantuan makanan, seperti mie dan beras saja. Padahal warga sangat berharap agar Pemkab (Mojokerto) segera membangun tanggul,” cetus Adi. (rg)
Akibat luapan kali Lamong di perbatasan Mojokerto dan Gresik menyebabkan Desa Banyu Legi dan Desa Pulorejo di Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto terendam banjir. Banjir yang melanda wilayah kecamatan ini bukan kali ini saja terjadi. Namun setiap tahun di musim hujan, wilayah ini terendam hingga enam belas kali.
Sayangnya, setiap musibah banjir datang di wilayah ini, pemerintah setempat hanya menebarkan bantuan logistik semata. Sementara harapan warga agar pemerintah daerah membangun tanggul untuk menahan luapan air Kali Lamong sama sekali tak mendapat respon.
“Warga sangat berharap agar pemerintah segera membangun tanggal di Kali Lamong agar tidak terjadi banjir lagi,” ungkap Adi, warga Desa Banyu Legi, Senin (16/12/2013).
Menurut Adi, terendamnya Desa Banyu Legi dan Desa Pulorejo sudah terjadi sejak lima hari lalu. Di Desa Banyu Legi, ketinggian air hingga pinggang orang dewasa. Banjir kiriman ini menyebabkan ratusan rumah terendam banjir.
Akibat lebih jauh, aktivitas warga lumpuh. Sebagian warga berusaha menyelamatkan barang-barang berharga dari terjangan banjir.
Sementara warga Desa Pulorejo tidak dapat masuk ke dalam rumah. Pasalnya air dengan ketinggian satu meter merendam rumah. Warga menunggu air surut dengan duduk-duduk di pinggir jalan.
Warga sudah berkali-kali meminta dibangun tanggul di kali Lamong, namun pihak Pemkab Mojokerto hanya menjanjikan kepada warga. “Setiap kali terjadi banjir, yang datang hanya bantuan makanan, seperti mie dan beras saja. Padahal warga sangat berharap agar Pemkab (Mojokerto) segera membangun tanggul,” cetus Adi. (rg)
Social