Razia Mamin, Dinkes Kota Mojokerto Temukan Produk Bermasalah - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Razia Mamin, Dinkes Kota Mojokerto Temukan Produk Bermasalah

Kasie Farmakmin Dinkes Kota Mojokerto, Kusmulyati dan anggota tim razia mamin saat di Swalayan Bentar
Mojokerto-(satujurnal.com)
Razia makanan dan minuman (mamin) kembali digelar Dinas Kesehatan Kota Mojokerto dan instansi terkait, Kamis (12/12/2013). Mamin dengan kemasan rusak dan kedaluarsa ditemukan dalam razia yang dibagi tiga tim tersebut.  

’’Kebanyakan kemasan penyot dan kedaluarsa,"  kata Kusmulyati, Kasie Farmakmin Dinas Kesehatan Kota Mojokerto disela-sela razia. 

Menurut Kusmulyati, mamin yang didagangkan namun dengan kemasan rusak dan kedaluarsa sangat berbahaya jika terkonsumsi. Apalagi jika kerusakan kemasan sampai menyebabkan ada retakan atau lubang sekecil bulu sekalipun yang dapat menyebabkan kuman masuk. ’’Kalau rusaknya kemasan sampai ada retakan yang membuat kuman bisa masuk, otomatis produk itu bisa tercemar sehingga bahaya jika terkonsumsi,’’ ungkapnya.

Imbasnya, kata ketua tim razia mamin tersebut, konsumen bisa mengalami efek keracunan maupun mengalami gangguan tertentu.  Khususnya gangguan pencernaan. ’’Makanya kita minta produk-produk yang kemasannya rusak disingkirkan dari etalase,’’ bebernya.

Selain membahayakan jika terkonsumsi, produk dengan kemasan rusak semacam itu juga bisa menjebak pembeli. ’’Kalau ada calon pembeli ketahuan menyentuh produk yang kemasannya rusak, dia bisa dipaksa penjual agar membeli karena dituduh merusakkan,’’ ungkapnya.

Pengelola Swalayan Keraton, Sutrisno, mengakui hal itu. ’’Kalau ada calon pembeli ketahuan memegang produk yang kemasannya rusak memang diharuskan membeli,’’ ucapnya.

Sebab seringkali kerusakan kemasan itu disebabkan ulah pembeli. ’’Pembeli biasanya ada yang pegang-pegang lalu jatuh sehingga kemasannya rusak tapi tak mau membeli dan memilih menyembunyikannya dideretan paling belakang agar tak ketahuan,’’ ucapnya.

Di Swalayan Keraton, jalan Mojopahit, petugas juga mendapati kaleng sarden penyok, lalu kemasan bubur dan susu rusak. ’’Seminggu sekali ada petugas yang sortir, kalau ditemukan penyok atau kemasan rusak langsung kita ambil dan diretur,’’ kata Sutrisno.

Sementara saat di Swalayan Bentar, jalan Mojopahit Selatan, tim mendapati fruitamin yang kelewat kedaluarsanya karena jatuh 10 Desember kemarin serta kemasan sarden penyok. Petugas juga mendapati kerupuk yang tak sesuai kode PIRT-nya.

’’Ada kerupuk dari tepung yang kodenya 01, padahal itu kode daging. Kalau bahannya tepung mestinya 06,’’ ucap Kusmulyati.

Ada pula pia yang kodenya 15 yang menunjukkan biji-bijian. Padahal mestinya 06 karena bahannya tepung.
’’Di toko kue Olivia kita menemukan camilan yang tak mencantumkan masa kedaluarsanya. Sedangkan di Indomaret Raden Wijaya ada sarikelapa, sarden dan indomilk yang kemasannya rusak,’’ jelasnya.

Di sejumlah swalayan lainnya yang dikunjungi juga ditemukan produk yang kemasannya rusak maupun kalengnya penyok. Seperti di Carrefour, TKMart, Raja Mitra dan Alfamidi. ’’Semua barang yang rusak dan bermasalah kita bawa untuk dievaluasi dan uji lab,’’ kata Kusmulyati.

Para pengelola swalayan sendiri menegaskan jika mereka punya petugas khusus yang menyortir produk-produk dengan kemasan rusak ataupun masalah lainnya. ’’Kalau petugas kita tahu ada produk yang rusak atau bermasalah pasti diambil dari etalase. Soal PIRT kita sudah selektif. Kita hanya menerima yang ada PIRT atau ijin edar,’’ kata Joko, penanggungjawab Swalayan Bentar. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional