Promosi SMKN 2 : Dewan Nilai Dinas P dan K Lemot - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Promosi SMKN 2 : Dewan Nilai Dinas P dan K Lemot

Syaiful Arsyad
Mojokerto-(satujurnal.com)
Kalangan DPRD Kota Mojokerto mendesak Dinas P dan K setempat agar lebih gencar mengibarkan label SMKN 2. Dikhawatirkan, jika bangunan sekolah senilai Rp 17, 4 miliar yang dipetik dari dana bantuan Pemprov Jatim tersebut hanya bertengger mega tanpa dibarengi target yang digembar-gemborkan walikota Mas’ud Yunus. 

“Tahun ajaran baru (2013/2014), SMKN 2 hanya mampu menjaring 100 murid di dua jurusan. Satu jurusan ditutup karena tak diminati. Ironis, kalau kondisi ini terjadi pada tahun ajaran berikutnya (2014/2015),” lontar Syaiful Arsyad, anggota Komisi II (perekonomian dan pembangunan) DPRD Kota Mojokerto, Jum’at (24/01/2014). 

Dari tiga jurusan yang dibuka dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun 2013, hanya menyisakan dua jurusan yakni jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) Komputer dan Tata Boga. Sedang jurusan Teknologi Hasil Pertanian (THP) ditutup karena hanya diminati dua calon siswa.

Jangan sampai, lanjut Ipung, sapaan Syaiful Arsyad, jika gagal lagi menjaring siswa sesuai target lalu Dinas P dan K saling lempar peran dengan sekolah,'' singgung dia. 

Karena kedua jurusan ditawarkan SMKN 2, lanjut Ipung -panggilan Saiful Arsyad- diluar kebiasaan jurusan SMK pada umumnya. Hingga, kedua jurusan di SMKN 2 yang tersisa harus diperkenalkan kepada calon siswa SMP dan wali murid. 

Ia mengatakan, calon siswa dan wali murid perlu tahu mengenai jurusan rekayasa komputer dan tata boga. "Orang awam akan bertanya-tanya tentang disiplin ilmu yang diajarkan kedua jurusan itu. Termasuk peluang kerjanya nanti seperti apa. Ini yang harus digambarkan agar masyarakat tidak buta wawasan,'' tekannya.

Gedung baru SMKN 2 di Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon mulai operasional setelah diresmikan penggunaannya oleh Walikota Masud Yunus pekan lalu. Megahnya gedung senilai Rp 17 miliar tersebut menjadi ironi lantaran banyaknya kelas yang muspro karena tak ditunjang jumlah siswa yang memadai. 

Meski diresmikan, siswa dari dua jurusan yang tersisa tidak mampu memenuhi kelas yang tersedia. Faktanya, kedua jurusan itu hanya mampu menjaring sekitar 100 an siswa saja. Pihak sekolah membagi para siswa kedalam tiga kelas. Sementara, jumlah kelas di SMKN ini mencapai kurang lebih 18 kelas.

Yang lebih ironis lagi, untuk mendukung gengsi sekolah ini, pihak P dan K membelanjakan belasan miliar rupiah untuk SMKN yang sedianya akan membuka empat jurusan tersebut. Terinci untuk pembangunan gedung sebesar Rp 11,647 miliar, untuk pengadaan alat-alat peraga/praktik sekolah Rp, 3,353 miliar. Administrasi kegiatan Rp 682,700 juta, pengandaan komputer note book/tablet Rp 15 juta, pengadaan printer Rp 12 juta, mebeuler Rp 860 juta, kamera Rp 6,8 juta, pengadaan alat-alat peraga/praktek sekolah Rp 640 juta dan pengadaan instalasi listrik Rp 225 juta.

"Terus terang kami miris dengan terbuangnya anggaran daerah yang sedemikian besar karena kurangnya siswa. Karenanya, P dan K dan pihak SMKN 2 jangan diam. Apa yang langkah mereka untuk mengisi kekosongan kelas ini,'' cetus Ipung. 
Abdullah Fanani, anggota Komisi III (kesra) DPRD Kota Mojokerto berharap agar  P dan K segera bekerja. "Momen PPDB tahun ini makin dekat, mestinya P dan K sudah mengambil inisiatif atas peningkatan kuantitas SMKN 2 ini. Jangan sampai Dinas P dan K lepas tanggungjawab,'' sergah Fanani. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional