Jombang-(satujurnal.com)
Puluhan warga Dusun Pekunden, Desa Kademangan, kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, menggelar aksi demonstrasi di kantor desa setempat, Rabu (05/02/2014). Mereka mendesak Kepala Dusun (Kasun) Pekunden, Aminullah, mundur dari jabatannya.
Aksi puluhan warga Dusun Pekunden di balai Desa Kademangan berlangsung damai dan dijaga puluhan aparat Polri dan TNI. Massa sebelumnya berkumpul di salah satu rumah warga dan selanjutnya bergerak secara bersama menuju kantor Desa.
Begitu sampai di kantor Desa, massa segera membentangkan sejumlah poster yang mereka bawa dan berikutnya, massa melakukan orasi. "Tuntutan kami hanya satu, Aminullah, mundur sebagai kepala dusun Pekunden," seru massa aksi.
Aminullah, Kasun Pekunden yang baru menjabat pada tahun 2010 itu dinilai warga terlalu banyak membuat kesalahan sebagai seorang pamong desa.
Beberapa alasan tidak pantasnya Aminullah sebagai pemimpin dusun antara lain, keberaniannya menjual pohon bunga kamboja di pemakaman umum dusun tanpa berunding dulu dengan dengan warga.
Dia juga dianggap tidak mampu menjaga ketentraman dan kenyamanan warga Dusun Pekunden. Tanpa mempertimbangkan dampak kesehatan warganya, dengan entengnya mendatangkan limbah hasil pengolahan alumunium di tengah pemukiman penduduk. "Dia tidak memikirkan bagaimana dampak kesehatan bagi warganya," ujar Stevanus Purwono, salah satu warga usai aksi.
Stevanus menyebutkan, kejengkelan warga Dusun Pekunden terhadap Kasun mereka memuncak seiring dengan perilaku buruk Aminullah. Selaku pemimpin warga di tingkat Dusun, Aminullah dituding menjadi biang dari tidak rukunnya warga setempat dan kerap melakukan intimidasi kepada warganya sendiri.
"Pak Aminullah memasukkan limbah alumunium pada tahun 2012. Pada tahun kemarin (2013), dia menjual kamboja di kuburan umum tanpa sepengetahuan warga. Nah, pada bulan-bulan terakhir ini, dia melakukan intimidasi kepada warganya sendiri. Ini khan pemimpin yang sudah tidak bener," ungkap Stevanus.
Perilaku Kasun Pekunden, Aminullah, yang disebut melakukan intimidasi terhadap warganya sendiri diamini warga Pekunden lainnya, Slamet. "Ini ada bukti sms jika dia berniat tidak baik kepada warganya sendiri. Memang tidak secara langsung menyebut (nama), tapi siapa yang dimaksud sudah bisa diketahui mengarah kepada siapa," ujar Slamet.
Dalam SMS yang ditunjukkan ke awak media, terdapat pesan pendek bernada ancaman kepada salah seorang mandor penyedia kendaraan bermotor pengangkut sampah merk Tossa.
Pesan pendek itu berisi intruksi penarikan tossa dari salah satu warga Dusun Pekunden. Jika tidak segera ditarik, posisi sang mandor terancam.
"Tidak tahu dia jadi apa kok sampai berani mendesak mandor saya agar menarik tossa yang saya pegang. Kalau itu ditarik, lalu saya mau kerja pakai apa? bisa-bisa saya kehilangan pekerjaan karena selama ini saya bekerja untuk mencari makan bagi keluarga menggunakan itu," kata Robert warga setempat yang bekerja sebagai pengangkut sampah dibawah kendali Dinas PU Cipta Karya dan Pertamanan Kabupaten Jombang.
Sementara itu, menanggapi tuntutan warga, Kepala Desa Kademangan, Hendro Wahyuadi langsung menggelar rapat mediasi di ruang kepala desa.
Suasana mediasi sempat memanas, sebab Aminullah, yang saat itu berada di kantor desa bersikukuh menolak mundur.
Perdebatan antara pemerintahan Desa, BPD, perwakilan warga dan Aminullah akhirnya mengantarkan pengunduran Aminullah secara lisan dari jabatan kepala Dusun.
Mendengar keputusan itu, puluhan warga Pekunden yang menggelar aksi akhirnya membubarkan diri. (rg)
Social