Mojokerto-(satujurnal.com)
Kondisi tiga taman di Kota Mojokerto, Taman Benpas, Taman Kehati dan Alon-alon yang mulai tampak kumuh tak terawat disoal kalangan Dewan setempat.
Leading sektor kebersihan dan pertamanan dinilai tak becus menjabarkan tupoksi. Dewan pun mengaku menyesal menyetujui penyerapan APBD miliaran rupiah untuk proyek tiga taman yang sedianya dijadikan paru-paru kota.
"Tiga taman kota terkesan dibiarkan tak terawat. Ini karena DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Mojokerto) tak menangani secara serius. Kami menyesal telah menyetujui pembangunan ruang terbuka hijau semacam ini," cetus Sekretaris Komisi II DPRD Kota Mojokerto, Sonny Basuki Rahardjo, Senin (03/02/2014).
APBD 2013 digelontorkan untuk Taman Benteng Pancasila (Benpas) Rp 1,1 miliar, rehab Alun-alun senilai Rp 4,8 miliar dan Taman Kehati dari APBN Rp 700 juta.
Di tiga titik taman, tumbuh rumput liar. Ketinggian rumput bahkan ada yang mencapai 40 cm. Cat areal bermain anak bahkan sudah banyak yang mengelupas.
Kondisi tak kalah tragis terjadi di Taman Kehati. Tidak hanya penuh rumput, tembok dibagian podium theater terbuka dihiasi lukisan grafiti dari tangan-tangan tak bertanggungjawab. Aksi corat-coret ini juga tampak diikon apel ditengah taman ini.
"Ini bisa Anda lihat sendiri, lampu tamannya juga roboh dan bolamnya bahkan hilang. Tapi dibiarkan saja," ungkap Munawar warga Griya Permata Ijen.
Hal yang sama diungkapkan Achmad Rusyad Manfaati, anggota Komisi II lainnya. Falut menuding DKP tak punya konsep soal pemeliharaan taman-taman itu.
"DKP miskin konsep. Meski membidangi pertamanan tapi enggan menyentuhnya," kecam Gus Falut panggilan Achmad Rusyad.
Politisi PKB tersebut meminta walikota tegas menyikapi persoalan kebersihan ini. "Kalau dibiarkan jelas eman. Wong mbangunnya pakai biaya yang tidak sedikit," sesalnya. (one)
Social