Mojokerto-(satujurnal.com)
Wajah Taman Benteng Pancasila di jalan Benteng Pancasila Kota Mojokerto kian buram. Taman senilai Rp 1, 1 miliar yang kelar dibangun akhir 2013 itu tidak saja terlihat gersang, namun juga tak mencerminkan sebuah taman kota. Kondisi ini diperparah dengan raibnya huruf-huruf besar berwarna hijau dan biru yang dirangkai menjadi TAMAN BENTENG PANCASILA. Dari 20 huruf, kini tersisah 8 huruf saja. Pemkot menyebut, biang lenyapnya belasan huruf setinggi sekitar 50 centimeter yakni tangan-tangan jahil yang memanfaatkan situasi malam hari. Padahal, tepat di seberang taman, berdiri pos Satpol PP yang difungsikan memantau kawasan jalan Benteng Pancasila atau setempat disebut Benpas.
Pemandangan ini tidak saja mengganggu, tapi tampilan huruf yang membentuk nama taman yang tak lagi utuh itu menjadi cibiran warga kota.
“Maunya mencontoh taman-taman di daerah lain. Tapi jauh dari itu. Huruf yang dipajang tidak sekokoh yang ada di daerah lain. Wajar kalau mrotol,” ujar Afan, warga Balongsari, Magersari, Kota Mojokerto, Senin (17/03/2014).
Taman Benteng Pancasila sejatinya taman baru. Semula lokasi ini adalah areal persawahan aset Pemkot Mojokerto seluas hampir 1 hektare. Bersamaan dengan akses di jalan ini yang makin ramai dibuatlah ruang terbuka hijau dengan nama Taman Benteng Pancasila.
Sebelumnya, kalangan DPRD Kota Mojokerto ini menilai bahwa taman baru dengan anggaran miliaran rupiah dibangun tanpa konsep. Taman Benpas tuntas dikerjakan Desember 2013. Selain gersang, tak ada fasilitas layaknya taman kota. Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus mengakui bahwa taman itu tak layak jadi ikon kota. Sebab gersang dan tak indah.
Sementara itu, menanggapi hal ini, Dinas Pekerjaan Umum Kota Mojokerto menyebut, lepasnya huruf pada nama taman tersebut bukan karena rendahnya kualitas huruf. Namun, sejumlah huruf dari besi itu musnah karena dicuri.
Kepala Dinas PU Muhammad Efendi menuturkan bahwa keberadaan taman kota itu masih menjadi tanggung jawab rekanan. "Selama enam bulan ke depan setelah Desember 2013, segala kerusakan terkait bangunan proyek harus diatasi rekanan," kata Efendi, Senin (17/3/2014).
Selama ini, Dinas PU sudah menanyakan kondisi taman di tengah kota tersebut. Ditemukan banyak huruf pada nama taman lenyap. Semula dikira lepas. Namun pihak rekanan menjelaskan bahwa sejumlah huruf dari besi itu ternyata hilang karena dicuri. Efendi akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa situasi keamanan di Taman Benteng Pancasila memang harus segera dicarikan solusi.
"Kami bersama Satpol PP dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan sudah bertemu untu membahas mencarikan solusi masalah keamanan ini. Katanya rekanan sudah mengganti huruf yang hilang. Namun kembali dicuri lagi," tambah Efendi.
Meski demikian, dia mengakui bahwa lenyapnya banyak huruf pada naman Taman Benteng Pancasila tidak saja mengganggu dan tak membuat nyaman. Namun ada masalah krusial menyangkut keamanan. Dengan kondisi saat ini yang nama taman tak utuh, PU meminta rekanan kembali mengganti. (one)
Social