Jombang-(satujurnal.com)
Hutan lindung Wonosalam di wilayah
Kabupaten Jombang dijadikan laboratorium hidup siswa Madrasah Aliyah Faser,
Desa Pangklungan, Kecamatan Wonosalam, Jombang. Setiap dua minggu sekali siswa
sekolah berbasis agama Islam ini melakukan iventarisasi terhadap sejumlah
tanaman dan hewan yang ada di hutan ini.
Kegiatan ekstrakulikuler di hutan yang
berdekatan dengan tempat mereka belajar itu dilakukan sebagai upaya
penyelamatan ekosistem dan melindungi hutan dari kerusakan alam.
Mereka memungut beberapa dedaunan yang
rontok untuk kemudian dilakukan identifikasi jenis tanaman. Jika dua pekan
berikutnya mereka ke laboratorium alam itu tidak lagi menemukan dedaunan yang
sudah diiventarisir, dimungkinkan ada salah satu jenis tanaman yang hilang.
Pun hewan-hewan yang berhabitat di hutan
lindung ini tak lepas dari amatan mereka.
“Kegiatan ekskul (ekstrakulikuler) ini
sebagai wujud kepedulian siswa terhadap kelestarian alam, sekaligus upaya untuk
menyelamatkan bumi agar tidak rusak,” kata Mukhlas Basa, guru pembimbing ekskul
tersebut, Kamis (17/04/2014).
Menurutnya, kegiatan ekstrakurikuler ini,
sengaja dilakukan para siswa untuk melindungi hutan dan sumber mata air di
dalam hutan yang tentu keberadaannya sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Selain melakukan inventarisir para siswa
biasanya juga melakukan penanaman pohon di wilayah hutan ini. hal tersebut
untuk memperbanyak jenis tanaman yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melindungi
sumber mata air.
“Di hutan lindung yang dijadikan sebagai
laboratorium oleh para siswa ini memiliki luas 8,5 hektar. Hutan di sekitar ini
sempat mengalami kerusakan sejak adanya penjarahan pada tahun 2.000 lalu dan
sempat menghilangkan beberapa mata air,” ungkapnya.
Kondisi itu, ujar Mukhlas diperparah oleh
ketidak pedulian masyarakat terhadap hutan sehingga sejumlah jenis tanaman
banyak yang hilang dari hutan ini. (rg)
Social