Jombang(satujurnal.com)
Ribuan satri di
Jombang penghuni pondok-pondok pesantren di
Jombang, terancam kehilangan hak pilihnya alias golput dalam Pilpres, besok. Ini karena KPU tidak menyediakan surat suara, yang sesuai dengan daerah
pemilihan (dapil) asal mereka. Sedangkan untuk pulang ke daerah asalnya, sulit
terwujud karena pihak pesantren rata-rata hanya meliburkan santrinya selama
satu hari saja, yakni pada hari H coblosan.
Waktu
satu hari tidak cukup bagi santri untuk pulang kampung. Sebab, santri yang menuntut ilmu di Jombang itu kebanyakan berasal dari luar
Jatim, bahkan luar Jawa.
Selain
itu minimnya sosialisasi terkait pengurusan forumulir A5 untuk pindah tempat
pencoblosan memberi kontribusi santri golput tersebut.
Seperti
yang terjadi di Ponpes Darul Ulum, Peterongan, Jombang. Di ponpes ini, sidikitnya 2000
santri terancam tidak bisa mencoblos pada pilpres 9 Juli besok. Kebanyakan
santri berasal dari luar Jawa yang tidak memungkinkan pulang ke daerah asal
karena minimnya hari libur yang diberikan oleh pihak pesantren.
Dewi Nefina,
santri Ponpes Darul Ulum asal Bangka Belitung mengaku menyesal karena tidak
bisa menggunakan hak pilihnya. “Waktu libur yang hanya satu hari tersebut tidak
cukup untuk pulang kampung, Karena kegiatan pesantren juga masih padat saat
bulan puasa ini,” katanya.
Lain halnya
dengan Izom Fuadi, santri asal Banyuwangi. Meski perjalanan pulang kampung tak
membutuhkan waktu berhari-hari, dirinya tetap tidak bisa pulang karena masih
penuhnya jadwal kegiatan dipesantren dan belum mengurus formulir A5. “Saya
belum mengurus formulir A5 karena tidak tahu caranya,” katanya.
Pernyataan itu
ditepis pihak pesantren. Selama ini sudah sering kali mensosialisasikan kepada
santri untuk mengurusi formulir A5 untuk pindah tempat pencoblosan. Namun
minimnya durasi waktu pengurusan A5 dan kesibukan para santri inilah yang
menyebabkan mereka terancam tidak bisa menggunakan hak pilihnya.
Pada pemilu
kedepan, pihak ponpes berharap agar KPU bisa memberikan fasilitas khusus untuk
ribuan santri ini agar bisa menggunakan hak pilihnya. Hal itu mengingat jumlah
seluruh santri di Jombang mencapai puluhan ribu orang.(rg)
Social