Jombang-(satujurnal.com)
Sejumlah pemudik dari arah Kabupaten
Jombang menuju arah barat memilih potong kompas dengan menyeberang sungai
Brantas dengan menggunakan jasa perahu tradisional di perbatasan Jombang –
Nganjuk.
Jalur mudik alternatif berbahaya ini
dipilih selain untuk menghindari kemacetan panjang di wilayah Kabupaten Jombang,
juga untuk menghemat waktu daripada lewat jalur darat karena harus berputar
sejauh 15 kilometer menuju Kabupaten Nganjuk.
Tak pelak, jasa
penyeberangan perahu tradisional yang beroperasi di sungai Brantas yang
berbatasan antara Kabupaten Jombang dengan Kabupaten Nganjuk ini jauh lebih
sibuk dibanding hari biasa.
Tak hanya melayani
orang atau kendaraan roda dua, mobil pun diangkut. Bahkan, satu perahu memuat
tiga mobil. Pengayuh perahu harus ekstra hati-hati mengemudikan perahu untuk
menyeberangi sungai Brantas.
Seolah tak ada jedah,
begitu mobil pemudik turun dari perahu, mobil pemudik lain siap naik ditas
perahu.
Salah satu pemilik
perahu mengaku menangguk penghasilan dua kali lipat dibanding hari biasa. Selain
karena jasa layanan penyeberangan tengah ramai, omzet berpliat didapat dari
layanan penyeberangan mobil milik pemudik. (rg)
Social