Kadinas P dan K Kota Mojokerto - Hariyanto |
Mojokerto-(satujurnal.com)
Kepala Dinas P dan K Kota Mojokerto,
Hariyanto kembali menyatakan akan menganulir segala bentuk pungutan siswa yang
dinilai menabrak aturan. Pernyataan itu dilontarkan menyusul pungutan yang
muncul di SMAN 2 Kota Mojokerto.
“Segala bentuk pungutan siswa harus
dihapus, apa pun alasannya. Ini sudah ketentuan,” cetus Hariyanto, Kamis
(21/08/2014).
Sebenarnya, ujar Hariyanto, soal
larangan pungutan sekolah jauh hari sudah dipertegas. Namun jika muncul upaya
serupa, itu diluar hal yang diamini pihaknya.
“Tidak ada perkecualian. Termasuk soal
pungutan di SMAN 2 yang sudah kita hapus,” tandasnya.
Pun soal pembelian buku pelajaran
fisika yang muncul dalam paket pungutan sekolah tersebut menurut Harianto
sebenarnya tidak perlu ada.
“Buku pelajaran itu mungkin hanya
untuk buku pendamping saja. Jadi tidak perlu juga diadakan. Karena buku
pelajaran yang digunakan saat ini harus sesuai dengan kurikulum 2013 yang
berformat tematik,” tukasnya.
Dan lagi, lanjut Hariyanto, untuk
pengadaan buku tingkat SMA, sudah mendekati final. “Yang belum tinggal buku
agama saja,” imbuhnya.
Diberitakan
sebelumnya, setelah polemik tarikan siswa di SMAN 3 redah kini muncul tarikan
siswa dengan 'modus baru' di SMA Negeri 2 . Di sekolah yang sempat menyandang
label RSBI ini membebani setiap siswanya biaya hingga Rp 275 ribu untuk
beberapa item kegiatan .
Antara lain pembelian
kalender Rp 20 ribu, asuransi kecelakaan Rp 25 ribu, idul qurban Rp 40
ribu, iuran OSIS Rp 90 ribu, tabungan outbond Rp 10 ribu, persami Rp 30 ribu
dan buku fisika Rp 70 ribu.
Soal ini, Kasek SMA
Negeri 2 Kota Mojokerto Sugiono berkilah jika iuran ratusan ribu rupiah
per siswa itu bukan produk sekolah namun inisiatif masing-masing kelas
dan dikordinir siswa.
''Semuanya keinginan
siswa. Jadi bukan keinginan guru atau pihak sekolah,'' katanya diujung ponsel,
Selasa (19/08/2014).
Seperti iuran asuransi
kecelakaan, ujar Sugiono, sebenarnya sekolah sudah menghapus program
tersebut. ''Tapi, karena keinginan siswa, kita tidak bisa apa-apa. Itu sudah
menjadi keinginan siswa,'' elaknya. (one)
Social