Walikota Mojokerto Mas'ud Yunus saat meninjau stand peserta |
Mojokerto-(satujurnal.com)
Bakaran daging sapi dan daging kambing yang dipotong dadu dijajar dalam ribuan tusuk sate mengundang sensasi tersendiri bagi ribuan warga, anak yatim dan kaum dhuafa yang menyaksikan lomba bakar sate massal bertajuk 'Pesta Gizi dan Makan Sate Bersama Seribu anak Yatim dan Kaum Dhuafa' yang dihampar sepanjang jalan Gajahmada , depan perkantoran Pemkot Mojokerto, Minggu (05/10/2014) sore.
Asap bakaran sate daging kurban dengan berbagai aroma rempah yang menggoda selera ini muncul mengiringi kesibukan para peserta yang tengah menjajar dan membolak-balik tusukan sate yang sudah dilumuri bumbu diatas panggangan berbentuk ranjang arang api.
Ribuan tusuk sate itu mulai dibakar secara massal mulai pukul 15:00 WIB seusai Walikota Mas’ud Yunus dan rombongan mengunjungi seluruh stand regu yang digawangi sejumlah peserta dari unit kerja Pemkot Mojokerto, organisasi keagamaan dan ormas Islam tersebut.
Ratusan warga dan anak yatim serta kaum dhuafa langsung berkerubung di sekitar pemanggangan sate. Tak pelak para peserta dengan aneka kostum yang sibuk mengipas sate seraya berjoget mengikuti irama lagu yang dilantunkan grup musik di panggung sebelah ujung utara tampak kerepotan ‘menghalau’ pengunjung agar tak mendekati areal pemanggangan.
Menariknya, begitu juri yang dikomandani Ketua Dharma Wanita, Ninis Suyitno menyatakan lomba bakar sate selesai, tak lebih dari 30 menit saja, ribuan sate sudah ludes dibagikan. Pengunjung pun puas menikmati sate dengan aneka bumbu dan kreasi besutan para peserta.
Melihat animo peserta dan pengunjung lomba, Walikota Mas’ud Yunus spontan menyatakan apresiasinya. “Lomba ini sangat positif. Dan Insya Allah akan kita agendakan digelar setiap tahun di hari raya Idul Adha,” ujarnya.
Sejatinya, kata Mas’ud Yunus, lomba sate massal ini merupakan bagian dari syiar Idul Adha. “Di moment Idul Adha ini kita bangun kebersamaan warga Kota Mojokerto. Makanya kita makan sate bareng anak yatim dan kaum dhuafa,” katanya.
Selain menikmati santapan sate gratis sepuasnya, seribu anak yatim non panti dan kaum dhuafa yang diundang juga diberi bonus uang saku masing-masing Rp 1 juta.
“Mereka akan membawa pulang daging kurban, masing-masing satu kilogram,” imbuh birokat ulama tersebut.
Pesta akbar bakar-bakar sate ini diikuti puluhan regu dari unsur unit kerja, PKK, Dharma Wanita, perwakilan kelurahan dan kecamatan, organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan hingga masyarakat umum. Setiap regu digawangi tujuh orang yang wajib menyajikan tiga puluh tusuk sate.
Penilaian lomba tidak saja soal citarasa, penampilan dan higinitas , namun juga penampilan kostum, kecepatan pembakaran dan yel-yel tiap-tiap peserta. (one)
Bakaran daging sapi dan daging kambing yang dipotong dadu dijajar dalam ribuan tusuk sate mengundang sensasi tersendiri bagi ribuan warga, anak yatim dan kaum dhuafa yang menyaksikan lomba bakar sate massal bertajuk 'Pesta Gizi dan Makan Sate Bersama Seribu anak Yatim dan Kaum Dhuafa' yang dihampar sepanjang jalan Gajahmada , depan perkantoran Pemkot Mojokerto, Minggu (05/10/2014) sore.
Asap bakaran sate daging kurban dengan berbagai aroma rempah yang menggoda selera ini muncul mengiringi kesibukan para peserta yang tengah menjajar dan membolak-balik tusukan sate yang sudah dilumuri bumbu diatas panggangan berbentuk ranjang arang api.
Ribuan tusuk sate itu mulai dibakar secara massal mulai pukul 15:00 WIB seusai Walikota Mas’ud Yunus dan rombongan mengunjungi seluruh stand regu yang digawangi sejumlah peserta dari unit kerja Pemkot Mojokerto, organisasi keagamaan dan ormas Islam tersebut.
Ratusan warga dan anak yatim serta kaum dhuafa langsung berkerubung di sekitar pemanggangan sate. Tak pelak para peserta dengan aneka kostum yang sibuk mengipas sate seraya berjoget mengikuti irama lagu yang dilantunkan grup musik di panggung sebelah ujung utara tampak kerepotan ‘menghalau’ pengunjung agar tak mendekati areal pemanggangan.
Menariknya, begitu juri yang dikomandani Ketua Dharma Wanita, Ninis Suyitno menyatakan lomba bakar sate selesai, tak lebih dari 30 menit saja, ribuan sate sudah ludes dibagikan. Pengunjung pun puas menikmati sate dengan aneka bumbu dan kreasi besutan para peserta.
Melihat animo peserta dan pengunjung lomba, Walikota Mas’ud Yunus spontan menyatakan apresiasinya. “Lomba ini sangat positif. Dan Insya Allah akan kita agendakan digelar setiap tahun di hari raya Idul Adha,” ujarnya.
Sejatinya, kata Mas’ud Yunus, lomba sate massal ini merupakan bagian dari syiar Idul Adha. “Di moment Idul Adha ini kita bangun kebersamaan warga Kota Mojokerto. Makanya kita makan sate bareng anak yatim dan kaum dhuafa,” katanya.
Selain menikmati santapan sate gratis sepuasnya, seribu anak yatim non panti dan kaum dhuafa yang diundang juga diberi bonus uang saku masing-masing Rp 1 juta.
“Mereka akan membawa pulang daging kurban, masing-masing satu kilogram,” imbuh birokat ulama tersebut.
Pesta akbar bakar-bakar sate ini diikuti puluhan regu dari unsur unit kerja, PKK, Dharma Wanita, perwakilan kelurahan dan kecamatan, organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan hingga masyarakat umum. Setiap regu digawangi tujuh orang yang wajib menyajikan tiga puluh tusuk sate.
Penilaian lomba tidak saja soal citarasa, penampilan dan higinitas , namun juga penampilan kostum, kecepatan pembakaran dan yel-yel tiap-tiap peserta. (one)
Social