Jombang-(satujurnal.com)Musim kemarau saat ini menjadi berkah bagi Petani di Desa Sentul, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang. Sepekan ini mereka panen raya buah berair yang biasa disebut semangka Inul itu.
Semangka yang namanya sama dengan nama penyanyi dangdut fenomenal asal Porong, Pasuruan ini kini menjadi primadona bagi petani Desa Sentul. Di desa ini, bibit semangka jenis ini biasanya bersanding dengan tanaman buah melon. Namun di musim kemarau saat ini hampir semua petani memilih menanam semangka Inul. Karena buah ini banyak diburu agen-agen buah dari Jombang maupun daerah lainnya.
Semangka Inul bisa dipanen tiga kali dalam satu musim tanam. Produktivitas buah ini sangat bagus, karena tidak terserang hama. Untuk satu kali panen di lahan seluas satu hektar, bisa dipetik belasan ton dengan harga jual hingga Rp 35 juta. Sementara modal yang dikeluarkan dari awal tanam bibit, pemeliharaan dan panen jauh dibawah harga jual.
“Sekarang panen semangka Inul yang pertama. Hasilnya ya belasan ton dengan harga jual mencapai Rp 35 juta,” kata Suwanto, salah satu petani semangka Inul Desa Sentul, Minggu (12/10/2014).
Pemeliharaan yang tidak sulit dan telah terbukti mampu berproduksi secara bagus, ujar Suwanto, menjadi alasan petani didesanya memilih menanam semangka Inul ini. Keuntungan puluhan juta dalam satu musim tanam pun sudah bisa dikalkulasi. (rg)
Semangka yang namanya sama dengan nama penyanyi dangdut fenomenal asal Porong, Pasuruan ini kini menjadi primadona bagi petani Desa Sentul. Di desa ini, bibit semangka jenis ini biasanya bersanding dengan tanaman buah melon. Namun di musim kemarau saat ini hampir semua petani memilih menanam semangka Inul. Karena buah ini banyak diburu agen-agen buah dari Jombang maupun daerah lainnya.
Semangka Inul bisa dipanen tiga kali dalam satu musim tanam. Produktivitas buah ini sangat bagus, karena tidak terserang hama. Untuk satu kali panen di lahan seluas satu hektar, bisa dipetik belasan ton dengan harga jual hingga Rp 35 juta. Sementara modal yang dikeluarkan dari awal tanam bibit, pemeliharaan dan panen jauh dibawah harga jual.
“Sekarang panen semangka Inul yang pertama. Hasilnya ya belasan ton dengan harga jual mencapai Rp 35 juta,” kata Suwanto, salah satu petani semangka Inul Desa Sentul, Minggu (12/10/2014).
Pemeliharaan yang tidak sulit dan telah terbukti mampu berproduksi secara bagus, ujar Suwanto, menjadi alasan petani didesanya memilih menanam semangka Inul ini. Keuntungan puluhan juta dalam satu musim tanam pun sudah bisa dikalkulasi. (rg)
Social