Mojokerto-(satujurnal.com)
Sejumlah pejabat Pemkot Mojokerto
mengaku gerah dan kesal dengan perilaku salah seorang yang mengaku bernama
Yudi, wartawan media cetak Radar.
Operandi oknum wartawan ‘muntaber’
alias muncul tanpa berita ini telpon dan mengirim pesan singkat (SMS) ke
beberapa pejabat. Prolog di SMS yang ia tebar awalnya bernada santun, meminta
pejabat penerima SMS membantu mentransfer uang untuk salah satu wartawan yang
disebutnya tengah sakit berat dan butuh donasi.
Sri Yuli, Kabid Pendidikan Non
Formal Pemuda Olahraga dan Budaya Dinas P dan K Kota Mojokerto satu diantara
korban oknum tersebut.
’’Dalam SMS dan teleponnya dia mengaku
Yudi dari Radar,’’ kata Yuli, Senin (27/10/2014).
Tatkala oknum tersebut menelepon,
Sri Yuli tengah rapat di Surabaya. ’’Karena HP saya silent, saya tidak tahu
kalau ada telepon,’’ jelasnya.
Telepon tak diangkat pelaku
lantas berkirim SMS. ’’Mungkin dia merasa diabaikan sehingga akhirnya
bertubi-tubi kirim SMS,’’ ucapnya.
Mulai yang bernada halus sampai
bernada caci maki. ’’Padahal saya tidak membalas karena memang sedang rapat,’’ akunya.
SMS pertama yang dia kirim cukup
halus. ’’’Ass wr wb gimana kabarnya Bu Yuli? Mas Yudi Radar Pers,’’ tulis oknum
tersebut.
Tak berselang lama, si oknum
langsung menyampaikan permintaan. “Tolong jenengan bantu sak mampunya Mas Didik
Bu Yuli, kasihan oprasi tumor otak di RS DR Soetomo Surabaya. Lewatkan nomor
rekening Mas Didik sendiri Bu, biar tahu keluarganya. BCA.0331609748.a/n.Didik
Purwanto. Terimakasih banyak Bu. Semoga banyak rejekinya. Amin. Salam dari
rekan-rekan pers. Balas,’’ tulisnya.
Karena tak kunjung direspon, dia
lantas memaki-maki. ’’Kata-katanya jorok, tidak layak jadi jurnalis,’’ kata
Yuli sembari menunjukkan SMS terakhir yang berisi makian dan cacian dari
pelaku. ’’ Nomor yang mengirim 085231595071. Tapi setelah itu saya telepon
berkali-kali tidak diangkat,’’ ucapnya.
Pemimpin Redaki Jawa Pos Radar
Mojokerto Yanuar Yachya menegaskan bahwa tidak ada wartawannya yang bernama
Yudi. ’’Alhamdulillah wartawan kita juga tidak ada yang sakit,’’ tuturnya. Nomor HP yang digunakan
itu juga bukan milik wartawan Jawa Pos Radar Mojokerto.
Yudi eko Purnomo, wartawan Harian
Bangsa menepis jika Yudi si peneror pejabat itu dirinya.’’Itu bukan nomor saya,
saya tidak mungkin melakukan itu. Kalau memang ada yang mengatasnamakan saya,
silahkan langsung konfirmasi ke saya,’’ ujarnya. (one)
Social