Mojokerto-(satujurnal.com)
Efek
farmakologi formula cair temuan Tony Wardono, warga Suratan IV/19 Kota
Mojokerto diujilabkan dinas kesehatan setempat. Cairan yang diyakini penemunya
mampu menjadi obat alternatif ini memang tengah diatensi khusus leading sector
bidang kesehatan tersebut.
“Kita
lihat efek farmakologinya untuk mengetahui apakah cairan itu memberikan manfaat yang
bagus atau justru sebaliknya. Dan yang bisa mengetahuinya adalah BPOM. Apakah
bahan itu berdampak buruk atau justru bagus,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan Kota
Mojokerto. Chirstiana Indah Wahyu, Rabu (12/11/2014).
Untuk
kepentingan ini, sejumlah petugas dinkes setempat diturunkan untuk mendatangi
rumah di gang sempit itu dan langsung mengambil sampel dan di-lab-kan. Semua
biaya yang timbul untuk uji lab formula cair dengan e.coli Nol yang diberi merk
E-12 oleh Tony Wardono tersebut akan ditanggung dinkes.
Lalu
bagaimana dengan hasil uji Labkesda Kota Mojokerto yang telah dikantongi Tony?
Indah mengaku sudah melakukan klarifikasi atas hasil uji lab tersebut.
Menurutnya, hal itu tak bisa menjadi patokan bagi masyarakat. ’’Hasil Labkesda
yang menunjukkan nol ecoli, tak bisa memberikan jaminan keamanan terhadap
konsumen,’’ jelasnya.
Indah
menerangkan, cairan yang dihasilkan Tony Wardono dan diyakini mampu
menyembuhkan berbagai jenis penyakit, saat ini dinilai masih belum aman.
Pasalnya, cairan hasil fermentasi tersebut dipastikan mengandung alkohol dan
asam. ’’Kadar alkohol dan asam yang ada dalam kandungan fermentasi, belum
jelas. Makanya, saya pastikan cairan ini masih belum bisa dinyatakan aman,’’
papar pejabat berjilbab ini.
Diberitakan
sebelumnya, Tony Wardono, yang mengklaim sebagai
penemu formula hasil proses fermentasi berbagai macam buah-buahan dan serat
yang menghasilkan bakteri-bakteri menguntungkan, berkadar e.coli nol. Untuk
menemukan formula ini ia bereksperimen hingga 1.620 kali.
“Produk bakteri yang saya hasilkan bersifat netral, e.coli Nol.
Tampaknya memang mustahil, tapi kegunaannya sudah teruji. Yang pasti, produk
saya mampu mengatasi berbagai jenis limbah dengan menghilangkan aroma tak sedap
yang selama ini merisaukan masyarakat sekitar. Bukan hanya itu, dengan
formula cair temuan saya, limbah akan menjadi pupuk pestisida organik,”
paparnya. Memperkuat hasil temuannya, tahun ujung tahun 2012 lalu ia
mengujilabkan lactobacillus temuannya di Labkesda Kota Mojokerto. Hasil uji
menyebutkan, lactobacillus miliknya mengandung e.coli Nol. “Ini hasil uji
lab Labkesda,” ujar Tony seraya menunjukkan hasil analisa di lap milik Pemkot
Mojokerto tersebut.
Tak hanya untuk pengolahan sampah, produk Tony ini juga bisa
untuk terapi kesehatan manusia.
“Bisa dikonsumsi untuk terapi kesehatan. Beragam penyakit bisa
disembuhkan dengan hasil temuan saya,” ujar dia seraya menyebut sejumlah nama
dan pejabat di pusat pemerintahan yang sudah memanfaatkan produknya untuk
terapi penyembuhan berbagai penyakit. (one)
Social