Nasib Pedagang Pasca Kebakaran
Pasar Loak Cakarayam
WARNA HITAM dan abu-abu pekat
dari serpihan logam yang hangus terbakar masih bisa ditemui di area Pasar Loak
Cakarayam, Mentikan, Kota Mojokerto. Onggokan barang-barang bekas yang tak lagi
bernilai ekonomis itu tampak tercecer di area yang luluh lantak akibat amukan
si jago merah dalam insiden kebakaran 9 Oktober 2014 lalu.
Pemandangan itu rupanya sesuram
nasib 32 pedagang barang bekas yang sebelumnya menggantangkan periuk
rumahtangganya di lahan bekas pasar sapi ini. Mereka, para pedagang onderdil
bekas dan penjual jasa pengecatan sepeda angin dan sepeda motor mengaku mulai
lelah menunggu janji pemerintah setempat. Janji menyegerakan pembangunan
penampungan sementara yang ditebar walikota kala menengok kondisi 80 bedak di tiga
lajur di area yang berhimpitan dengan SDN Mentikan IV, sehari pasca kebakaran
tak kunjung terealisasi.
Dihadapan para pedagang, saat itu
Walikota Mas’ud Yunus, orang nomor satu di kota mungil dengan wilayah dua
kecamatan ini menjanjikan secepatnya membangun penampungan sementara.
Sontak, mata para pedagang pun
berbinar. Apalagi, dijanjikan tak lebih sepekan, penampungan sementara itu
diwujudkan dan bisa langsung dimanfaatkan pedagang.
Namun, sepekan dua pekan
ditunggu, tak tampak tanda-tanda pembangunan penampungan sementara yang
dijanjikan digarap di badan jalan depan area yang terbakar.
Lelah menunggu janji, beberapa
pedagang pun mulai menggeliat. Mereka mengambil langkah sendiri. Mendirikan
lapak-lapak darurat diatas area yang terbakar. Tak kurang dari sepuluh lapak ala
kadarnya kini tampak berdiri di beberapa sudut.
Lapak darurat itu cermin betapa
mereka harus memaksakan roda ekonomi di area ini berputar, meski harus
merangkak dari titik nol. Mereka memilih untuk bertahan di area lawas, karena
kabar penampungan sementara itu lamat-lamat hilang.
“Beberapa hari setelah kebakaran
kita sempat dikumpulkan di kantor Kelurahan Mentikan. Oleh pak lurah dan kepala
pasar disampaikan kalau Pemkot segera membangun penampungan sementara di badan
jalan depan area ini. Tapi sekarang kabar itu tidak ada lagi,” ujar Kasiati,
pedagang besi tua, pemilik 5 bedak yang terbakar, Senin (3/11/2014).
Bukan hanya janji pembangunan penampungan
sementara yang didengar pedagang, ujar perempuan tua yang akrab disapa bu
Sunarto ini, sempat juga disampaikan akan ada bantuan uang tunai dari Pemkot. “Kalau
tidak salah dijanjikan diberi bantuan uang tunai lima juta rupiah,” ucapnya
lirih.
Kegerahan para pedagang diluapkan
tatkala bersua dengan mantri pasar yang setiap hari menarik retribusi di area
lainnya di pasar yang terpetak menjadi beberapa bagian ini. “Pak mantri pasar
pilih tidak menampakkan muka dihadapan pedagang daripada terkena getah. Pernah
sekali mantri pasar ke lokasi, begitu ditanya kabar penampungan sementara
dibangun, malah bersingsut,” kata bu Sunarto tanpa bermaksud berkelakar.
Nunung, salah satu pedagang
onderdil berujar tak beda dengan bu Sunarto. “Ya kalau belum sanggup, ya jangan
beri angin sorga,” sindir dia.
Yang pasti, tatkala disinggung
soal wacana yang berkembang di kantor Pemkot, jika mereka akan direlokasi di
kawasan Pasar Hewan, Pasar Pon Sekarputih, mereka serempak geleng kepala. (one)
Social