Mojokerto-(satujurnal.com)
Sebanyak 5 ODHA (orang dengan
HIV/AIDS) meninggal dunia dari 75 pengidap HIV yang terdeteksi Dinas Kesehatan
(Dinkes) Kota Mojokerto kurun 2014.
Sedang kasus kumulatif HIV/AIDS di
Kota Mojokerto sejak tahun 2002 hingga
saat ini versi leading sector bidang kesehatan tersebut mencapai 458.
Kepala Dinkes Kota Mojokerto,
Christiana Indah mengutarakan hal itu dalam seminar sehari memperingati Hari
Aids Sedunia 2014 di RM Jimbarann Jl Bypass Kota Mojokerto, Senin (1/12/2014).
Data Dinkes Kota Mojokerto
menyebutkan, dari 458 pengidap penyakit mematikan ini, yang berasal dari luar Kota
Mojokerto sebanyak 333 orang. Sedangkan dari Kota Mojokerto berjumlah 125
orang. Sementara ODHA (orang dengan HIV/AIDS) yang meninggal dunia sebanyak 112
orang.
Tercatat, penginap berlatar belakang
WTS 73 orang, Ibu ke anak 14 orang, waria 43 orang, napi 15 orang , pelanggan
PSK 125 orang dan ibu rumah tangga (IRT) 76 orang.
“Kasus itu tentu saja hanya yang
terdeteksi. Tapi yang mencengangkan, tren peningkatan pengidap HIV/AIDS
kini terjadi pada kalangan usia produktif,” kata Indah dihadapan Walikota Mas’ud
Yunus, Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jatim, Otto Bambang W, sejumlah
pejabat pemkot, pemilik hotel dan karaoke serta aktivis LSM tersebut.
Selama ini, ujar Indah, kita melakukan
langkah-langkah promotif, preventif dan kuratif untuk mengeliminir kasus
HIV/AIDS. “Tapi Kesadaran pemeriksaan yang dapat mengurangi angka kematian
karena mengidap virus HIV/AIDS. Penderita yang sudah terdeteksi diharapkan
tidak menutup diri,” katanya.
Dalam seminar bertema "Cegah dan
Lindungi Diri, Keluarga, Masyarakat dan HiV dan AIDS Dalam Rangka Perlindungan
HAM" yang menghadirkan salah satu ODHA untuk bertestimoni tersebut, Indah meminta
agar masyarakat menjauhi penyakitnya, jangan orangnya. “Ini menyangkut
perlindungan HAM bagi ODHA dari stigma negatif,” tukasnya.
Sementara itu, Walikota Mas’ud Yunus
mengatakan, persoalan penyakit HIV/AIDS di Kota Mojokerto harus diselesaikan
bersama. “Agar persoalan HIV/AIDS terkikis, maka peran serta semua elemen
masyarakat menjadi kata kuncinya. Kalau pemerintah saja yang bergerak, ya tidak
mungkin,” ujarnya.
Ia pun berharap dalam seminar yang
menghadirkan nara sumber Ketua KPA Jatim tersebut muncul rekomendasi. “Kita
berhadap ada rekomendasi hasil seminar yang mudah diaplikasikan untuk memerangi
HIV/AIDS,” tandasnya seraya meminta kader motivator kesehatan lebih proaktif
untuk mengkampanyekan bahaya HIV/AIDS. (one)
Social