Pembiaran Bentor Diprotes, Jalur Keluar Bus Terminal Kertajaya Diblokade - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Pembiaran Bentor Diprotes, Jalur Keluar Bus Terminal Kertajaya Diblokade

Mojokerto-(satujurnal.com)
Puluhan sopir angkutan kota (angkot) di Terminal Kertajaya Kota Mojokerto melakukan aksi protes dengan memarkir armada mereka hingga menutup jalur bus antar kota dalam propinsi dari arah Jombang-Surabaya, Senin (15/12/2014). 

Aksi protes dan mogok di area bus itu dipicu tindakan salah satu petugas terminal yang tidak tegas menindak becak motor (bentor) yang beroperasi di terminal, kendati pun plakat larangan sudah dipasang besar-besar. 

Mereka menuntut agar UPT Terminal Kertajaya menindak petugas terminal yang melakukan pembiaran bentor beredar di area terminal. 

Aksi puluhan sopir angkot lyn A dan lyn B ini berlangsung di pintu keluar bus
jurusan Jombang – Surabaya. Mereka memarkirkan secara berjajar armada hingga menutup jalur. Awak bus tujujan Surabaya pun tak bisa keluar terminal. Mereka diarahkan 
berputar arah menuju pintu masuk kembali.

Tak ada aksi lain yang dilakukan sopir angkot yang tengah protes, kecuali memarkirkan armada mereka. Mereka justru menunggu reaksi pengelola terminal dengan duduk-duduk di sekitar warung terminal.

Upaya petugas terminal menghalau mereka agar memindahkan angkot mereka ke jalur angkot di bagian selatan Terminal, sama sekali tak digubris. 

Sikap para awak angkot ini baru melunak dan bersedia menggerakkan armada ke jalur angkot setelah aparat kepolisian turun dan mengajak mereka berunding. 

“Bentor yang jelas-jelas sudah dilarang beroperasi di terminal masih saja dibiarkan. Bukannya ditertibkan, tapi salah satu petugas terminal terkesan mengentengkan persoalan ini,” kata Tholib, ketua paguyuban sopir angkot lyn kota. 

Kadiran, Kasi Ops Dishubkominfo Kota Mojokerto mengatakan, aksi yang dilakukan puluhan awak angkot karena melihat sejumlah bentor masuk terminal dan mengangkut penumpang yang turun dari bus. Sedang awak angkot yang menunggu penumpang justru sering tidak kebagian penumpang karena sudah diangkut bentor. “Kondisi angkot memang sepi. Munculnya bentor tentu saja mengusik mereka,” katanya. 

Menurut Kadiran, agar tidak terjadi ricuh antar awak angkot dan bentor, para awak angkot seharusnya melayangkan surat resmi ke Lantas Polres Mojokerto Kota. “Kalau Dishubkominfo tidak ada kewenangan eksekusi, hanya mengatur angkutan saja,” katanya.

Kepala UPT Terminal, Supriyono mengakui jika sampai saat ini masih banyak becak dan bentor yang beroperasi mencari penumpang di dalam terminal. 

“Sudah kita tertibkan, tapi ya kembali lagi,” elaknya. 

Anehnya, ia justru menyalahkan anak buahnya yang dinilainya tidak tegas. “Ini karena petugas terminal yang tidak tegas saja,” kilahnya, enteng. 

Sikap Supriyono yang terkesan memojokkan anak buahnya itu pula yang memancing emosi para awak angkot hingga mereka mogok. 

“Kita akan tertibkan, meski secara berkala. Akan ada sanksi tegas bagi pengemudi becak dan bentor yang masih nekad beroperasi di dalam terminal,” tukasnya. (wie)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional