Mojokerto-(satujurnal.com)
Setelah
sepuluh tahun menggulirkan kawasan Jogging Track Mojokerto (JTM) di bantaran sungai
Brantas sepanjang jalan Hayam Wuruk sebagai kawasan wisata kuliner , kini Pemkot
Mojokerto mulai menjajaki potensi sungai Brantas lebih luas lagi.
Kawasan
wisata Brantas digadang-gadang jadi jendela kota Mojokerto sekaligus ikon
wisata kota, diplot jadi kawasan wisata 'all in one'. dari wisata air, taman
bermain anak-anak, pusat jajan, gelar seni dan budaya semuanya akan terpusat di
kawasan ini.
Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang) Kota Mojokerto
menganggarkan Rp 95 juta untuk biaya riset kawasan ini.
“’’Kota
ini memang minim sumber daya alamnya. Makanya, kali ini kita berusaha menggali
potensi yang ada,’’ kata
Kepala Balitbang Kota Mojokerto, Joko Suhariyanto, Jum’at (26/12/2014).
Langkah
itu, ujar Joko, juga bagian dari penguatan satu unit kerja baru, Dinas
Pemuda Olahraga, Kebudayaaan dan Pariwisata (Disporabudpar).
Kerangka
besar riset, kata Joko lebih jauh, diantaranya
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Yakni bisa dengan menyulap kawasan
pinggiran Brantas dengan wisata kuliner. Dengan desain dan penyajian yang
menarik, dia meyakini akan mampu menjaring wisatawan dari berbagai daerah.
Selain itu, angka pengangguran
kota Mojokerto yang saat ini sudah ditekan hingga 4,5 persen dari jumlah
penduduk, Joko meyakini akan semakin tergerus. Ratusan bahkan ribuan orang bisa
dipekerjakan di pinggiran brantas. Mereka bisa berjualan dengan aneka macam
kuliner. ’’Salah satu substansinya adalah perspektif Brantas untuk
wisata dengan sentra PKL,’’ paparnya.
Tak
hanya memanfaatkan kawasan pinggiran Brantas saja, namun menurut Joko,
aliran sungai juga dimungkinkan masih bisa dimanfaatkan. Semisal dengan wisata
air yang memanfaatkan perahu. (one)
Social