Alih Fungsi, Lahan Pertanian Kian Menyusut - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Alih Fungsi, Lahan Pertanian Kian Menyusut

Muraji
Mojokerto-(satujurnal.com)
Alih fungsi lahan pertanian untuk perumahan dan industri di wilayah Kota Mojokerto yang terus terjadi beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Penyusutan lahan mencapai angka 10 persen pertahun.

"Sesuai laporan penggunaan lahan yang kita laporkan ke Badan Pusat Statistik dan Kementrian Pertanian tahun 2013 lalu, luas lahan pertanian kita kini tersisa 614 hektar saja. Angka tersebut bisa jadi semakin kecil, mengingat tiap tahun selalu ada pentusutan lahan sekitar 10 persen, " kata Muraji, Kepala Bidang Pertanian di Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Mojokerto, Kamis (08/1/2015).

Muraji menjelaskan, dari 614 hektar lahan sawah irigasi 572 hektar dan 42 hektar lahan sisanya merupakan lahan tadah hujan. " Dari total luas lahan itu, hanya 30 hektar yang tidak ditanami padi, namun tanaman lainnya," terangnya.

Penyusutan terbesar, lanjut Muraji, banyak terjadi di wilayah Kecamatan Prajurit Kulon. Ini terbukti dari sisa lahan yang hanya mencapai 251 hektar saja. Cepatnya penyusutan ini, menyusul arah kebijakan pembangunan Kota Mojokerto yang memploting wilayah dengan 10 kelurahan ini menjadi kawasan perkantoran dan pendidikan sejak tahun 2009 lalu.

"Yang drastis susutnya memang Kecamatan Pralon, kalau Kecamatan Magersari relatif stabil, jikapun ada penyusutan paling sekitar 10 persen saja," jelas Muraji sembari menyebut luas lahan pertanian Kecamatan Magersari kini tersisa 363 hektar.

Muraji menambahkan, luas lahan yang masih tersisa 614 hektar ini terbilang masih normal. Pasalnya, dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Pemerintah Kota Mojokerto, lahan abadi yang harus disediakan hanya sekitar 104 hektar saja. "Saya kira pesatnya pembangunan infrastruktur yang menggeser lahan pertanian di kota masih wajar-wajar saja. Asalkan, lahan abadi yang dibuat sebagai penyeimbang ekosistem lingkungan tetap sesuai porsinya. Sebab jika tidak, bisa berakibat pada bencana banjir," tukasnya.

Untuk itu, ungkap Muraji, Disperta Kota Mojokerto selalu berkomitmen untuk mengamankan lahan abadi ini. Terutama penyelamatan lahan abadi yang bukan menjadi aset pemkot.

"Masih banyak kawasan lahan abadi yang menjadi milik perorangan, kita berkomitmen tetap mengamnkan lahan itu. Dengan cara mempertahankan lahan agar tidak beralih fungsi. Jika perlu kita akan membeli lahan itu agar aman menjadi aset Pemkot," tandasnya. (one)





Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional