Kasus Bullying SDN Mentikan I, Kadis P dan K: Sekolah Lalai Awasi Siswa - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Kasus Bullying SDN Mentikan I, Kadis P dan K: Sekolah Lalai Awasi Siswa

Muhammad Fatir Zidan
Mojokerto-(satujurnal.com)
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kota Mojokerto, Hariyanto menegur keras jajaran SDN Mentikan I. Menyusul munculnya kasus bullying yang menimpah salah satu siswa sekolah negeri tersebut. 

Sekolah dinilai lalai hingga muncul kasus yang menyebabkan Muhammad Fatir Zidan, siswa kelas II nyaris kehilangan penglihatan dan pendengaran. 

“Tidak saja menyesalkan, kasus ini muncul akibat kelalaian pihak sekolah. Kasus demikian tidak boleh terulang lagi,” kata Hariyanto, Kamis (22/1/2015), menanggapi kasus yang mencoreng dunia pendidikan Kota Mojokerto.

Menurut Hariyanto, Rabu (21/1/2015) kemarin, orang tua siswa korban maupun orang tua siswa pelaku penganiayaan sudah dipertemukan pihak sekolah. Namun pertemuan itu tidak dihadiri kepala sekolah. 

“Kedua belah pihak, orang tua korban maupun tiga orang tua pelaku sudah sepakat dalam beberapa hal. Tapi soal uang pengobatan, masih belum ada titik temu. Tapi yang pasti kita upayakan uang pengobatan ada,” beber dia. 

Kasus ini pun, ujar Hariyanto, sudah sampai ke Walikota Mas’ud Yunus. “Walikota menyatakan prihatin sekaligus meminta kami agar menyelesaikan kasus ini. Kalau berlarut-larut, akan menjadi presenden buruk di dunia pendidikan,” ungkapnya. 

Selain itu, pihaknya juga akan menjatuhkan teguran keras terhadap salah satu guru yang terkesan menyembunyikan fakta miris kasus tersebut. “Kita akan tegur guru yang bersangkutan. Karena dari laporan yang masuk, guru yang bersangkutan tidak menyelesaikan secara bijak. Kalau nantinya ada hal yang ditutup-tutupi, akan kita kenakan sanksi. Sekolah kita minta terbuka saja,” tandasnya.  

Seharusnya, ujar Hariyanto, kasus itu tidak terjadi, jika saja pihak sekolah mengindahkan surat edaran terkait kewajiban guru piket. 

“Sebenarnya hal-hal begitu sudah kita antisipasi dengan ketentuan guru piket. Guru piket yang ditetapkan secara bergilir oleh sekolah masing-masing berkewajiban memantau kondisi sekolah, termasuk pencegahan terhadap siswa yang berperilaku nakal,” katanya. 

Tidak hanya itu, kata Hariyanto lebih lanjut, sekolah juga harus memberi perhatian khusus terhadap siswa yang berpotensi melanggar ketertiban sekolah. “Bila perlu orang tua siswa yang bersangkutan diajak berkomunikasi soal perilaku anak mereka yang terkategori ‘nakal’ atau cenderung bertindak semaunya sendiri hingga mengganggu proses belajar mengajar,” tekan Hariyanto. 

Seperti diberitakan, Muhammad Fatir Zidan siswa kelas II SDN Mentikan I menjadi korban 'bullying' oleh tiga teman sekelasnya. Ia mendapat perlakuan kasar dan cenderung kejam secara berulang-ulang. Ketiga teman terus menerus mengusik dan menganiayanya dengan memukuli bagian kepala hingga matanya membengkak. Ia nyaris mengalami kebutaan jika saja tidak tertolong dalam operasi besar yang dilakukan tim dokter Rumah Sakit  Mata Undaan Surabaya.   

Semula, Zidan yang mengidap katarak mengalami pembengkakan mata sebelah kanan akibat perlakuan kasar ketiga temannya. Namun ia takut mengadukan kasus yang menimpahnya, baik ke guru maupun orang tuanya.

Oleh Sujilah Triwiningsih, ibunya, ia diperiksakan ke RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto. Namun lantaran harus menjalani operasi mata, dokter memberi rujukan ke RS Mata Undaan, Surabaya. 

Dihadapan dokter itulah Zidan buka suara soal penganiayaan yang dialaminya. Tatkala dokter menyampaikan pengakuan Zidan, Sujilah mengaku langsung shock. 

"Seketika saya shock begitu mendengar anak saya sakit karena dipukuli temannya," ungkap warga Prajurit Kulon IV Kota Mojokerto tersebut. 

Sujilah pun akhirnya mendapat pengakuan anaknya tentang aksi kekerasan dan perlakuan kasar tiga temannya. Tak sekali dua Zidan dikeroyok dan dipukuli.  

"Kejadian yang menyebabkan mata bagian kanan lebam biru dan berdarah dialami Zidan terjadi saat pelajaran mengaji, hari Selasa, antara pukul 12:00 WIB – pukul 13:00 WIB," terang istri Suhartono, pekerja home industri tersebut.     

Zidan menjalani operasi mata di RS Mata Undaan hari Kamis (15/1/2015) lalu. "Dari pemeriksaan hingga operasi mata, butuh waktu sekitar dua minggu," ujar Sujilah.  

Beruntung, operasi besar yang dijalani Zidan akhirnya menyelamatkannya dari ancaman kebutaan. 

"Dokter mengatakan Zidan menderita katarak traumatik, kalau saja terlambat periksa, ia terancam kebutaan permanen," katanya.  

Selain mata, Zidan mengeluh telinga bagian kanan tidak bisa mendengar suara apa pun. 

"Saya belum tahu soal telinganya. Mungkin setelah matanya sembuh baru telinganya saya periksakan," kata Sujilah.  

Fakta miris bullying ini rupanya ditanggapi dingin oleh Agung, guru SDN Mentikan 1. Tatkala mengetahui awak media, guru ini menunjukkan sikap reaktif sekaligus menunding Sujilah mengada-ada. Namun ketika ketiga siswa, Vi, Ad dan Riz yang disebut Zidan menganiaya dirinya diminta menerangkan kejadian yang menimpah Zidan, ketiganya secara lugas mengakui perbuatannya. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional