Menikmati Bebek Herbal di Waroeng Organic - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Menikmati Bebek Herbal di Waroeng Organic

MENEMUKAN bebek goreng atau bebek bakar di Kota Mojokerto kini bukan hal yang sulit, karena menu bebek mulai menjamur. Dari warung kaki lima hingga restoran tersaji menu bebek. Namun daging bebek yang memiliki kandungan kolesterol tinggi menyebabkan sebagai orang enggan mencicipi kudapan yang satu ini.

Waroeng Organic di jalan Penanggungan, Wates, Kota Mojokerto mungkin bisa menjadi alternatif bagi penyuka daging bebek tanpa dibayangi terkena penyakit kolesterol.

Karena, di warung ini tersedia olahan daging bebek dengan kandungan kolesterol yang sangat rendah. Tidak hanya bebek, warung yang baru berdiri sebulan silam ini juga menyediakan ayam herbal.

Tampilan varian  bebek herbal di Waroeng Organic yang dipadukan dengan lalapan dan satu tempat kecil sambal, benar-benar menggoda selera. Permukaan daging agak kering dengan bagian dalam yang lembut, benar-benar gurih. Rica-rica bebek bertabur sambal pedas benar-benar mantab.

Josef Enang Sutarto, pemilik Waroeng Organic berujar, sengaja mengusung ikon bebek herbal dan ayam herbal untuk menu utama warungnya. Karena sepengetahuan dia, tak ada satu pun warung atau restoran yang menyajikan bebek berlabel herbal.

“Saya bekerjasama dengan H Suparlan, peternak itik asal Dawarblandong (Kabupaten Mojokerto), penemu bebek dan ayam herbal,” kata Enang mengawali bincangan soal menu andalannya tersebut, Kamis (22/1/2015).

Keunggulan bebek herbal, ujar Enang, sapaan pensiunan PNS Pemkot Mojokerto tersebut, tidak saja sangat rendah kolesterol, namun dagingnya bertekstur lembut dan sama sekali tidak berbau amis, seperti halnya aroma daging bebek yang meletat tatkala disajikan. Meski berkalori rendah namun lebih kaya protein. Pun ayam herbal memiliki komposisi yang ideal.
Enang pun mengajak ke dapur warungnya. Seekor bebek yang siap dilumuri bumbu dan digoreng diperlihatkan. Memang, tidak tercium abu amis atau apek daging bebek herbal ini.

Dua lembaga penguji, Laboratorium Fakultas Peternakan Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas Brawijaya (UB) Malang dan  SUCOFINDO Surabaya memberikan hasil analisa daging ayam dan daging Bebek hasil ternak Suparlan, peternak itik asal Desa Simongagrok, Kecamatan Dawar, Kabupaten Mojokerto yang menjadi mitra Waroeng Organic.

Soal kandungan kolesterol rendah bebek, kata Enang, mitra usahanya itu mengujilabkan di Sucofindo, Surabaya tahun 2013 lalu. Hasil pengujian dan analisa daging bebek yang dikenal memiliki kader kolesterol tinggi mencapai 80 persen atau 80.000 mg/kg, menyebutkan kadar kolesterol bebek herbal (herbal SP) ini berubah hingga 0,00497 persen dari konversi PPM (Part Per Milion). Hasil analisa lab Sucofindo masuk pada spesifikasi free cholesterol.

Sedang hasil analisa Fakultas Peternakan UB untuk herbal SP untuk ayam ternakan Suparlan menyebutkan, ayam herbal SP memiliki kandungan lemak atau kolesterol 5,36 persen, sedang ayam kampung dan ayam broiler masing-masing 19,56 persen dan 35,74 persen. Pun protein dan kalori, ayam herbal SP tercatat lebih unggul.

Suparlan yang tengah berada di Waroeng Organic mengatakan, rendahnya kandungan kolesterol bebek dan ayam ternak Suparkan karena dilakukan pelunturan. “Bebek dan ayam ternak dijaga asupannya. Dilakukan pelunturan dengan asupan berbagai ramuan herbal dalam bentuk cair,” ujarnya membeber sedikit rahasia bebek yang diasupi ramuan herbal racikannya. (one)  



Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional