Usung Tokoh Ijaminer Doraemon, SD Plus Muhammadiyah Raih Medali Emas IISRO Malaysia - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Usung Tokoh Ijaminer Doraemon, SD Plus Muhammadiyah Raih Medali Emas IISRO Malaysia

Mojokerto-(satujurnal.com)
Tiga siswa kelas II SD Plus Muhammadiyah Kota Mojokerto  menyabet tropi dan medali emas kategori teater di ajang 'International Islamic School Robot Olympiad' (IISRO), kompetisi robot internasional di Johor Baru, Malaysia, 24-26 Desenber 2014 lalu.

Menyajikan judul 'Keep Everlasting The Forest, menjaga kelestarian hutan dengan ikon tokoh imajiner Doraemon, tim sekolah ini menyisihkan 250 tim yang berasal dari sejumlah negara  ASEAN  dalam kontes  yang digelar untuk persiapan kompetisi robotik dunia tersebut.

"Peserta terbanyak dari Malaysia selaku tuan rumah," terang Juli indrawati, kepala SD Muhammadiyah plus, Senin (5/1/2014).

Dijelaskan, terdapat 9 jenis lomba di ajang IISRO ke-3 tersebut, yakni, Rescue,  Theatre, Soccer, Aerial, Sumo, Low Cost Project, Line Tracer, Transporter dan Mission Challenge. 

"Yang kita ikuti, teater robotic untuk kategori elementary school," imbuhnya.

Wanita berjilbab ini menjelaskan proses meraih prestasi itu seraya memimpin peragaan teater robotic bersama tiga muridnya. "Apa yang mereka peragakan ini sama persis ketika mereka mengikuti lomba di Malaysia lalu," tambah Juli.

Ketiga siswa, Emirza Islami Al husein berperan sebagai Nobita, Nikmatun Naschikah memerankan tokoh Joiko serta Kirana Anissa Sholikha sebagai Sisuka.

"Sedangkan untuk tokoh Doraemon diperankan robot," imbuh Juli.

Peragaan teater robotik dengan durasi 3.59 detik itu memang sangat singkat. Tapi jika disimak dengan cermat, pesan cinta lingkungan dan persahabatan kuat tergambar dari peran tiga murid terebut. "Kita menang karena penghayatan peran ketiga murid ini," urai Juli diakhir peragaan.

Tak hanya puas berlaga di IISRO , rencananya ketiga murid itu bakal berlaga lagi pada Singapore Robotic Game 2015, 27 Januari mendatang.

"Tapi para orang tua murid masih trauma pasca musibah Airasia. Jadi sekarang kita masih melakukan loby-loby," akunya.

Soal biaya untuk terbang ke negeri jiran, kata Juli memang tidak sedikit. Nominalnya hingga Rp 79 juta. Itu untuk biaya lima guru dan tiga siswa. Panitia hanya menyediakan akomodasi penginapan.

"Kita mendapatkan bantuan dari organisasi Muhammadiyah,  anggota DPRD, Wali kota, wali murid dan  diknas P dan K kota Mojokerto," terang Juli. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional