Jombang-(satujurnal.com)
Melonjaknya harga beras dalam sepekan ini direspon Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Surabaya Selatan (Jombang - Mojokerto) dengan menggelontarkan raskin (beras untuk warga miskin) sebanyak 1.500 ton per bulan di wilayah Jombang.
Sedangkan soal operasi pasar, Bulog Sub Divre Surabaya Selatan masih menunggu intruksi dari pusat.
Untuk menghadang kenaikan beras di pasaran pihak Bulog ,Sub Divre Surabaya Selatan enggelontarkan raskin.
Khusus untuk di wilayah Jombang pada bulan Pebruari ini akan dikucurkan 1.500 ton raskin.
Dengan kucuran raskin diharapkan bisa menstabilkan harga beras yang melonjak tajam. Dengan adanya raskin warga miskin bisa menikmati beras murah yakni Rp 1.600 per kilogram.
Kenaikan harga beras akhir-akhir ini dipicu oleh tiga hal, pertama musim paceklik, kedua karena berhentinya pasokan raskin mulai bulan November – Desember, dan belum masa panen.
Sementara untuk menstabilkan harga beras melalui operasi pasar, menurut Kepala Subdivre Surabaya Budhi Genefiantara, masih menunggu instruksi dari pusat.
Diberitakan sebelumnya, dalam sepekan terakhir harga sembako jenis beras di seluruh pasar tradisional di Kabupaten Jombang naik secara signifikan. Tercatat harga beras segala jenis naik rata-rata Rp 1.000 hingga Rp.1.500 rupiah perkilogramnya. Kenaikan harga dipicu banyaknya pemicunya petani yang gagal panen akibat banjir. Selain itu banyakdaerah sentra padi yang belum panen raya.
Seperti yang terlihat di sentra penjualan beras pasar tradisional terbesar di kota santri yakni Pasar Citra Niaga dan Pasar Pon Jombang Kota.
Kenaikan harga beras untuk kualitas rendah atau beras Bulog semula Rp 7.500 kini naik menjadi Rp 8.500 perkilogram. Beras jenis IR 64 kualitas sedang naik menjadi Rp 9.500 dari sebelumnya Rp. 8.500.
Sementara beras kualitas bagus Ciserang super dan Bramo juga naik hingga seribu rupiah dari sebelumnya Rp. 9.500-Rp. 9800 menjadi Rp. 11.000 hingga Rp.12.000 perkilogram.
Akibat kenaikan harga beras ini para konsumen mengeluh dan menyiasatinya dengan mengurangi jumlah pembelian atau beralih ke beras dengan harga lebih murah. (rg)
Melonjaknya harga beras dalam sepekan ini direspon Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Surabaya Selatan (Jombang - Mojokerto) dengan menggelontarkan raskin (beras untuk warga miskin) sebanyak 1.500 ton per bulan di wilayah Jombang.
Sedangkan soal operasi pasar, Bulog Sub Divre Surabaya Selatan masih menunggu intruksi dari pusat.
Untuk menghadang kenaikan beras di pasaran pihak Bulog ,Sub Divre Surabaya Selatan enggelontarkan raskin.
Khusus untuk di wilayah Jombang pada bulan Pebruari ini akan dikucurkan 1.500 ton raskin.
Dengan kucuran raskin diharapkan bisa menstabilkan harga beras yang melonjak tajam. Dengan adanya raskin warga miskin bisa menikmati beras murah yakni Rp 1.600 per kilogram.
Kenaikan harga beras akhir-akhir ini dipicu oleh tiga hal, pertama musim paceklik, kedua karena berhentinya pasokan raskin mulai bulan November – Desember, dan belum masa panen.
Sementara untuk menstabilkan harga beras melalui operasi pasar, menurut Kepala Subdivre Surabaya Budhi Genefiantara, masih menunggu instruksi dari pusat.
Diberitakan sebelumnya, dalam sepekan terakhir harga sembako jenis beras di seluruh pasar tradisional di Kabupaten Jombang naik secara signifikan. Tercatat harga beras segala jenis naik rata-rata Rp 1.000 hingga Rp.1.500 rupiah perkilogramnya. Kenaikan harga dipicu banyaknya pemicunya petani yang gagal panen akibat banjir. Selain itu banyakdaerah sentra padi yang belum panen raya.
Seperti yang terlihat di sentra penjualan beras pasar tradisional terbesar di kota santri yakni Pasar Citra Niaga dan Pasar Pon Jombang Kota.
Kenaikan harga beras untuk kualitas rendah atau beras Bulog semula Rp 7.500 kini naik menjadi Rp 8.500 perkilogram. Beras jenis IR 64 kualitas sedang naik menjadi Rp 9.500 dari sebelumnya Rp. 8.500.
Sementara beras kualitas bagus Ciserang super dan Bramo juga naik hingga seribu rupiah dari sebelumnya Rp. 9.500-Rp. 9800 menjadi Rp. 11.000 hingga Rp.12.000 perkilogram.
Akibat kenaikan harga beras ini para konsumen mengeluh dan menyiasatinya dengan mengurangi jumlah pembelian atau beralih ke beras dengan harga lebih murah. (rg)
Social