Jombang-(satujurnal.com)
Naiknya harga
bahan bakar minyak (BBM) dan melemahnya nilai tukar rupiah semakin mengguncang
ekonomi masyarakat kecil. Seperti yang dialami perajin tahun di Jombang. Demi bertahan
dari keterpurukan dan ancaman gulung tikar puluhan perajin tahu di wilayah ini terpaksa
mengurangi ukuran dagangan mereka dengan mencetak produk tahu yang lebih kecil.
Kelesuan usaha
pembuatan tahu ini dialami para perajin tahu di Desa Bapang, Jombang. Industri
rumahan ini terasa sejak beberapa hari terakhir pasca pemerintah menaikan harga
BBM. Kondisi ini semakin memperparah kelangsungan industri tahu. Sebab meski
harga bahan baku naik namun harga tahu tidak bisa dinaikkan.
Omset dan
tingkat produksi tahu perajin di desa ini turun drastic hingga dua puluh sampai
empat puluh persen.
Salah satu
cara yang bsia mereka lakukan untuk bertahan hanyalah dengan mensiasati ukuran
tahu produksi mereka menjadi lebih kecil dari biasanya, meski di jual dengan
harga yang sama. Dengan cara ini mereka berharap bisa bretahan di tengah
kondisi sulit saat ini.
Namun, yang
paling dikhawatirkan, yakni melonjaknya harga bahan baku ditengah turunnya daya
beli masyarakat. Dikhawatirkan kondisi ini berimbas pada kelangsungan usaha
perajin tahu.
“Kalau kondisi
demikian terus bertahan, tidak menutup kemungkinan perajin tahu akan gulung
tikar,” ujar Mulyadi, salah satu perajin tahu.
Mereka
berharap pemerintah mengambil langkah kongkret,memberikan subsidi dan solusi
demi kelangsungan industri kerakyatan yang terpuruk akibat kenaikan harga BBM
tersebut.(rg)
Social