Aktivis Perempuan Kupas Buku Biografi ADS 'Tuhan Kedua' - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Aktivis Perempuan Kupas Buku Biografi ADS 'Tuhan Kedua'


Mojokerto-(satujurnal.com)
Tuhan Kedua, biografi Anton De Sumartana (ADS), sosok multi talenta
yang ditulis Khoirul Inayah, mantan jurnalis, diresensi bareng tiga
tokoh perempuan, Choirun Nisah, Wakil Bupati Mojokerto, Alfinda Hendro Suwono, akademisi dan Hamidah, politikus dan pegiat perempuan dalam 
helatan bertajuk ‘Bedah Buku Tuhan Kedua, Biografi ADS di Hotel Slamet, Kota Mojokerto, Minggu (18/04/2015).

Tuhan Kedua, judul biografi ADS ini tidak cukup disebut hanya menggelitik, yang hadir di forum bedah buku pun penasaran dengan pemilihan judul buku setebal 320 halaman itu. Tuhan Kedua, menurut ADS sebutan yang pas untuk ibunya. Sosok yang dinilainya sempurna.

“Apabila agama saya Islam membolehkan ada Tuhan Kedua selain Allah, maka saya akan mengangkat ibu saya sebagai Tuhan Kedua,” ujar ADS.


Meski agama baginya mutlak sebagai suluh hidup, namun sosok sang ibu tetap memiliki kekuatan lebih, hingga ia harus mengaku ‘memelihara’ kekuatan sang ibu. “Jadikan ibu sebagai jimat,” katanya tanpa
bermaksud berseloroh.


Lepas dari frame ‘ibu’ dalam biografi ADS, penulis mengupas sang tokoh dari berbagai dimensi. Meski berlatarbelakang keluarga militer, ibunya seorang bidan di rumah sakit tentara, namun ADS penyandang tiga gelar kesarjanaan dari disiplin ilmu arsitektur, teknik sipil dan planologi dalam kacamata penulis biografi, Khoirul Inayah, merupakan sosok yang produktif, kreatif, bersikap bebas. Konsep-konsep plurarisme sang tokoh ini pun tercermin sejak masa kanak-kanak.


Pengalaman empirik sang tokoh yang dikemas dalam lima fragmen dalam buku yang sudah kelar ditulis tahun 2012 silam  diharapkan jadi cermin generasi sekarang. Pergulatan pemikiran dan karya-karya ADS yang
dituangkan dalam gaya bahasa jurnalis mengalir sejak fragmen pertama dibuka.


Buku biografi ‘Tuhan Kedua’, kata Inayah sejatinya diluncurkan di moment Hari Ibu, 22 Desember tahun lalu. Namun baru terealisasi sekarang. “Dipersembahkan untuk ibu di moment Hari Kartini, sekaligus
memperingati 53 tahun yayasan Swawedar, yayasan yang semula sanggar yang didirikan sang tokoh ” ujar Inayah.

Choirun Nisa mengkritisi secara tajam penggunaan kata Tuhan Kedua. 

“Melihat kontennya, lebih pas kalau judulnya terkait tema sosok ibu yang memberi sejuta inspirasi. Multi tafsir terhadap kepribadian tokoh (ADS) bisa saja muncul tatkala begitu menyebut ibu segala-galanya. Tapi dengan jam terbang ADS, dedikasinya terhadap dunia pendidikan, sastra dan bidang lainnya patut diapresiasi. ADS aset Mojokerto,” kata birokrat, organisatoris dan politikus perempuan tersebut.
 

Hamidah, aktivis perempuan dan Ketua Kaukus Perempuan PolitikIndonesia Mojokerto ini menajamkan analisanya pada pengagum Soekarno tersebut. 

“Ibu ADS yang memberi kebebasan anaknya untuk memilih bidang yang disukai menjadikannya pribadi yang bebas dan mandiri.  Tapi filosofi ADS soal hidup dalam lengkungan kurva justru akan menjadi batu ujian baginya, terutama konsistensi terhadap sikap yang diambilnya,” katanya.

Sementara Alfinda Novi Kristianti menyebut ADS adalah sosok multi talenta yang meyakini tanpa kerja keras tidak berbuah keberhasilan.

“Sang tokoh menyebut tidak ada keberhasilan yang diperoleh secara instan. Dan ini yang digambarkan dalam biografi. Seperti tercermin pada fron cover biografi ini,” ujarnya.

Hanya saja, meski apresiasi mengalir, namun kritik tajam pun meluncur terhadap buku yang didominasi warna coklat bergenre esai ini. Dari soal salah ketik, kaidah penulisan hingga caption gambar. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional