Sekitar 75 orang warga binaan Yayasan Mojopahit Jatim di lingkungan
Balongcangkring Pulorejo Kota Mojokerto mengikuti pelatihan lanjutan pembuatan tas dari bahan daur ulang anorganik.
Mereka, yang berlatarbelakang aneka tuna ini mulai memetik hasil pelatihan-pelatihan produktif yang sudah digelar yayasan sejak enam bulan silam.
"Produksi aneka kerajinan dari limbah merupakan tindak lanjut pelatihan yang sebagian besar didanai Pemkot Mojokerto tahun 2014 melalui pos hibah. Sekarang mereka (warga binaan) memetik hasilnya," kata Teguh Starianto, ketua Yayasan Mojopahit Jatim, Selasa (7/04/2015).
Menurut Teguh, pemasaran beragam jenis kerajinan daur ulang, seperti tas dari kemasan teh gelas tidak saja di area lokal tapi sudah merambah wilayah regional.
"Untuk jenis tas, sudah ada pesanan dari Lamongan. Selain itu beberapa daerah lain juga mulai pasang order meski secara kuantitas masih kecil," tutur putra tertua Suwono Blong, penerima penghargaan Kalpataru tersebut..
Soal bahan dasar, katanya, bisa didapat di lingkungan. "Ada bank sampah yang bisa menyediakan bahan bakunya," imbuhnya.
Yang terpentingan, ujar Teguh, terjadi pemberdayaan warga binaan secara berkelanjutan di yayasan yang sudah berdiri sejak 1974 tersebut.
"Frame kita pembinaan ratusan aneka tuna, seperti PSK, gelandangan, pemulung dan lainnya," tukasnya.
Anik, salah satu PSK penghuni blok Wanita Harapan di area yayasan seluas 25 hektar tersebut mengaku mendapat pelatihan kerajinan tas sejak enam bulan lalu.
"Secara kelompok kita sudah dapat membuat tas daur ulang, sehari bisa membuat dua sampai tiga buah tas," ujar wanita berusia 42 tahun tersebut.
Anik menyebut, dengan harga jual satu tas Rp 100 ribu, didapat keuntungan bersih sekitar Rp 60 ribu. "Lumayan untuk menambah penghasilan," akunya. (one)
Social