Jasa memotong dan
mengasah batu akik ternyata tidak didominasi para perajin saja. Mohammad Aditya
Alamsyah, pelajar kelas III SMAN 3 Jombang pun mampu melakukan pekerjaan yang penuh
ketelitian tinggi ini.
Meski tergolong
pemula, namun jasa Aditya dibutuhkan para penggemar batu akik. Ini lantaran
garapan remaja berusia 17 tahun tersebut tidak kalah bagus dengan perajin akik
profesional. Kediaman Aditya Desa Plandi, Kecamatan Jombang Kota ini pun kerap
menjadi jujugan bagi warga yang ingin memotong atau mengasahkan batu mulia
mereka.
Pundi-pundi rupiah
pun mengalir di kantong anak pasangan Hendro Mulyono dan Lukmi Maryam ini.
Memang tidak mudah
memotong dan mengasah batu mulia. Dibutuhkan kemampuan dan ketelatenan
tersendiri untuk membentuk batu yang awalnya tampak kotor dan suram berubah
menjadi berkilau indah.
Aditya mengaku, keahliannya
memotong dan mengasah batu akik diperoleh secara otodidak. Itu setelah ia
menemukan bongkahan batu akik yang kemudian ia asah hingga menjadi batu akik
yang baik dan memiliki nilai jual tinggi.
Ditengah booming batu
akik, rupanya hasil kerja Aditya diperhitungkan para penggemar akik.
Keahliannya itulah yang kemudian ia jadikan sebagai profesi baru, tanpa harus
meninggalkan tugas utamanya sebagai pelajar.
Kini dikediamannya
tak pernah sepi dari tamu yang menggunakan jasanya, memotong dan mengasahkan
batu mulianya.
Bahkan, meski Aditya tengah
sekolah, tamu sudah antri di rumahnya. Mereka rela menunggu demi mendapat hasil
yang baik dari bongkahan akik dari sentuhan Aditya. Mereka yang datang tidak
saja dari Jombang, namun tak sedikit diantaranya juga datang dari luar kota.
Mereka memakai jasa
Aditya, setelah mendengar nama dan kemampuan mengasah batu mulia dari mulut ke
mulut.
Dalam sehari, Aditya
yang melakukan pekerjaan seorang diri ini mengaku mampu memotong dan mengasah batu
akik hingga 6 buah. Ongkos yang dipatok untuk sebiji batu akik antara Rp 30
ribu sampai Rp 50 ribu perbiji.
Ia akumulasi,
pendapatan per bulan dari jasa potong dan asah akik antara Rp 3 juta hingga Rp
5 juta. Penghasilan yang tentunya lebih dari cukup bagi seorang siswa seperti
Aditya.
Penghasilan jutaan
rupiah per bulan itu pun sebagian ia gunakan untuk membantu ekonomi orang
tuanya yang sehari-hari hanya bekerja sebagai penjahit.
Sebagain lagi ia
sisihkan untuk ditabung untuk kelangsungan pendidikannya di bangku perguruan
tinggi.
Meski kelak ia kuliah,
namun ia akan terus menekuni profesinya sampai demam batu mulia terhenti.(rg)
Social