Ponpes Amanatul Um |
Mojokerto-(satujurnal.com)
Kian
gentingnya peperangan di Yaman memicu kegamangan para pengasuh pondok pesantren.
Pasalnya, sejumlah santri kini tengah menimbah ilmu di negara yang dilanda
konflik. Kekhawatiran terjebak peperangan di Yaman kian menguat, seperti yang
diutarakan KH Asep Syaifudin Chalim, Pengasuh Pondok pesantren Amanatul Ummah, Desa
Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
“Alumni
Amanatul Ummah yang mendapat beasiswa dan tengah belajar di Yaman sebanyak 6
orang. Memang mereka tidak berada di wilayah konflik. Namun perang menjadi
segalanya jadi mungkin. Saat ini pemukiman para santri aman. Tapi kemungkinan
terburuk pun harus dipikirkan,” kata KH Asep, Rabu (01/4/2015).
Kami
berharap, lanjut KH Asep, agar para santri alumni Amanatul Ummah yang kini
berstastus mahasiswa di lembaga pendidikan agama islam setara perguruan tinggi
di Hadramaut tetap waspada, agar tidak menjadi korban peperangan Yaman.
“Hadramaut
masuk dalam kategori zona aman yang mayoritas dihuni kaum Sunni. Sedangkan
daerah yang dihuni kaum Wahabi seperti Kota Sanaa sedang konflik” imbuhnya.
Semua santri yang dikirim ke Yaman,
imbuh KH Asep, merupakan santri berprestasi. Mereka diberangkatkan resmi oleh
pemerintah Indonesia. “Semua pelajar mendapatkan beasiswa dari pemerintah
karena predikatnya pelajar terbaik. Jadi mereka berangkat bukan untuk belajar Islam
di garis keras seperti ISIS,” tukasnya.
Ditegaskan, jika konflik merembet
di tempat para santri menimbah ilmu, pihaknya akan menyambut kembali kedatangan
mereka. “Tapi semua harus melalui prosedur resmi pemerintah,” ujarnya. (wie)
Social