foto-foto ;rachmad Basuki / satujurnal |
Mojokerto-(satujurnal.com)
Ratusan warga Desa Kedungmaling,
Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto kompak ngluruk ke desa tetangganya, Desa Kedunbendo,
yang hanya dibatasi jalur bypass Mojokerto – Jombang, Jum’at (24/4/2015), mencari
pelaku pengeroyokan yang mengakibatkan Baitus Sudarmanto (15), warga mereka
tewas.
Aksi sweeping ratusan
warga Desa Kedungmaling, dari anak-anak, pemuda dan orang tua terpaksa
dilakukan, karena aparat kepolisian setempat tak kunjung menangkap para pelaku
yang diduga kuat merupakan warga Desa Kedungbendo.
Mereka lantang
berteriak, agar pelaku pengeroyokan pada Jum’at pekan lalu itu menyerahkan
diri.
Petugas Sabhara
Polres Mojokerto Kota yang diturunkan berhasil menghalau ratusan warga, kendati
pun diwarnai ketegangan antara antara petugas dan massa.
Aksi penyisiran ratusan
warga Desa Kedungmaling ini dilakukan setelah sebelumnya mereka ngluruk Mapolsek
Sooko.
Salah satu perwakilan warga, Yus
Aliansyah mengungkapkan, warga yang Kedungmaling hanya menuntut polisi
segera mengungkap kasus yang menewaskan Baitus Sudarmanto
Karena Polsek Sooko yang sudah
dilapori sejak 7 hari lalu tak segera mengambil tindakan atas ulah pelaku
penganiayaan.
"Malam ini sudah 7 harinya
almarhum. Yang kami pertanyakan kenapa polisi sampai saat ini belum mengungkap
siapa pelakunya," tutur Aliansyah.
Warga mengancam akan
terus melakukan sweping untuk menangkap pelaku,
jika polisi tidak segera menangkap pelaku.
Petugas kepolisian yang sudah
siap dengan kedatangan massa mengamankan warga agar tidak sampai ricuh. Karena
dikhawatirkan ada pihak ketiga memanfaatkan situasi sehingga pengamanan dijaga
mulai di polsek dan sekitarnya. Dalmas Polresta Mojokerto, unsur Intelkam dan
Reskrim diturunkan untuk memantau situasi.
Korban Baitus meninggal dunia
setelah dikeroyok sekelompok orang saat melintas di Dusun Kedungbendo, Desa
Gemekan, Kecamatan Sooko, Jumat (17/4) malam.
Anak ke 3 dari 5 bersaudara
pasangan Purwadi dan Sukarti Anggraeni itu dilempari batu dan terjatuh
dari motornya.
Korban sempat dirawat di RSI
Sakinah. Beberapa jam setelah dirawat, korban menghembuskan napas terakhirnya
karena korban menderita luka parah di bagian kepala.
Penganiayaan itu diduga dipicu
kegerahan warga akibat knalpot motor korban yang bersuara keras saat
melintas di Dusun Kedungbendo.
"Apa karena pelakunya warga
desa sebelah yang dekat dengan mapolsek sehingga kasusnya tak ditangani.
Pokoknya warga minta kasus ini segera diungkap," tandas Aliansyah.
Waka Polres Mojokerto Kota,
Kompol Husein Abubakar yang turun langsung di lapangan, berjanji akan segera
mengungkap kasus ini. Namun warga bersabar karena anggotanya masih menyelidiki
kasus pengeroyokan ini. (wie)
Social