Jombang-(satujurnal.com)
Semangat Kartini benar-benar terasa di Kabupaten Jombang.
Jika peringatan Hari Kartini identik dengan sanggul dan kebaya, suasana berbeda justru ditunjukkan oleh Kartini-kartini muda di Desa Watugaluh, Kecamatan Diwek, Jombang yakni dengan memberikan pelajaran membaca menulis dan berhitung bagi Kartini-Kartini tua (lansia) agar tidak buta aksara.
Dengan berbekal motivasi dan semangat Kartini, para ibu muda seperti Chusnul Chafidoh ini mencoba berbagi ilmu kepada para ibu-ibu tua di kampungnya yang buta huruf.
Satu per satu ibu-ibu yang buta huruf dijemputnya dengan menggunakan sepeda angin menyusuri setiap jalan desa dan areal persawahan. Tujuannya cuma satu agar desanya bebas dari buta huruf dan aksara.
Setelah dijemput, para ibu yang buta huruf dikumpulkan di halaman rumahnya untuk diajari membaca menulis dan berhitung (calistung).
Ibu-ibu yang buta huruf ini juga diajari ilmu kewirausahaan agar memiliki kemampuan berwirausaha kecil di rumah mereka masing-masing.
Salah seorang peserta didik, Siti Aisah yang berusia 70 tahun mengaku sudah bebas buta aksara. Ia senang sudah bisa membaca dan menulis, sehingga bisa mewarisi spirit Kartini untuk menjadi pandai meski usia sudah tidak muda lagi.
Chusnul Chafidoh sebagai pelopor gerakan bebas buta aksara di desa Watugaluh mengaku kegiatannya ini terinspirasi spirit Kartini. Berbagai upaya tanpa kenal lelah ia lakoni bersama dengan teman-temannya tak lain ingin mengentaskan ibu-ibu di desanya agar tidak buta aksara lagi.
Chafidah bersama dengan kawan-kawannya melakukan dengan tulus. Mereka rela meluangkan waktu dan pikiran bahkan dana pribadi untuk membebaskan ratusan ibu-ibu buta huruf agar tidak buta aksara.(rg)
Social