Sosok Yuli, gadis yang ‘keluar jalur’, akrab
dengan narkoba, seks bebas dan berperangai buruk cenderung abai terhadap etika menjadi
lakon sentral yang dibesut Sanggar Teater Samudra Ilahi, MAN Sooko Mojokerto untuk
pentas di Festival Teater se Jawa – Bali yang dihelat di Tegal,Jawa Tengah, Mei
nanti.
Sanggar teater dibawa kendali Diah Pitaloka
ini sore tadi kembali menggerakkan roda visualisasi, berlatih di halaman kantor
KLH Kota Mojokerto untuk perform bersaing dengan 11 kelompok teater dari
berbagai daerah.
Abstraksi ‘Yuli’ yang dinukil dari prosa ’’Nyanyian
Lorong Gelap’’ karya Bagus Mahayasa, adalah sosok gadis nakal jauh dari kata santun.
Ia nyaris tak memiliki masa depan cerah.
Manifestasi Yuli yang ‘nakal’ tiba-tiba
berangsur luntur. Ini terjadi kala ia tertidur pulas di atas sebuah meja kecil.
Di tengah tidurnya yang pulas, ia terhenyak. Muncul suara dari kegelapan.
Cibiran, teriakan minta tolong hingga ajakan kebaikan memekakkan telinganya. Batin
Yuli berkecamuk.
“Empat
pemeran yang tengah berteriak itu merupakan jeritan hati Yuli. Mulai dari
pikiran, masa lalu, kedewasaan, masa depan dan bayang-bayang kelam. Batinnya
berkecamuk,” kata Bagus Mahayasa.
Penghayatan karakter Yuli ini secara apik
dibawakan Leny Ayu Martasari, siswa kelas XII MAN Sooko. Persiapan perform
‘Yuli’ sudah dilakukan sejak awal April lalu. “Karena harus bisa tampil
sempurna di atas panggung nanti,” katanya.
Bagi dia, ada hikmah dibalik tokoh Yuli. Dari
sebutan gadis tak beretika, tak bermoral, pelan-pelan bisa memperbaiki
perilakunya. Ia akhirnya bisa menjadi gadis yang tekun beribadah, dan
meninggalkan seluruh kebiasaan buruknya. ’’Peran orang tua di sini sangat
penting. Dengan ketekunan ibunya, Yuli akhirnya bisa bebas dari segala bentuk
dosa,’’ tukas Leny.
Dia Pitaloka sang komandan Samudra Ilahi
mengaku optimis mampu menyisihkan 11 kelompok teater dari berbagai daerah itu. Karena
tim ini sudah berulangkali diuji di tingkat Jawa Timur dan mampu pulang dengan
senyuman. (one)
Social