Mojokerto-(satujurnal.com)
Pengguna jalan
yang melintas di jalan raya
Kupang-Jetis dan Jetis-Dawar Blandong, Kabupaten Mojokerto harus ekstra
hati-hati. Pasalnya, lima titik bahu jalan beton cor yang berumur lima bulan
ini longsor hingga 20 meter.
Longsornya bahu jalan diduga akibat lemahnya
perencanaan peningkatan infrastruktur berbahan beton cor tersebut. Pasalnya, pihak Dinas Bina Marga setempat
tidak menyertakan penguatan jalan sebagai bagian yang harusnya terintegrasi
dengan proyek APBD 2014 ini.
Bagian bawah jalan yang terbuat dari beton kelihatan bagian bawahnya hingga 50 cm sampai
1 meter. Meski ketebalan beton mencapai 20 cm, kondisinya tetap membahayakan truk dan pengguna jalan lain
yang melintas. Jalur tersebut merupakan jalur padat dan jalur itu adalah jalan
alternatif menuju Gresik dan Lamongan.
Menurut Mat Darun, mantan Carik setempat,
longsornya badan jalan ini sudah sejak tiga bulan lalu dan sampai saat ini
belum diperbaiki. Kerusakan badan jalan hingga menggerus bagian bawah jalan
beton terjadi di sisi timur jalan. "Sebelumnya ada badan jalan diambilkan
dari tanah sungai ini. Tapi karena tersapu air akhirnya badan jalannya
hilang," ujarnya.
Longsor sampai mengerus bawah jalan yang terbuat
dari beton. Kedalaman cerukan bervariasi bahkan
mencapai setengah meter.
Kondisi ini membahayakan truk dan pengguna jalan
lain yang melintas. Jalur tersebut merupakan jalur padat dan jalur itu adalah
jalan alternatif menuju Gresik dan Lamongan.
Jalur di Desa Kupang, Kecamatan Jetis yang longsor
ada tiga titik. Kedua titik longsor itu berada di timur jalan yang membujur
arah utara - selatan sepanjang kurang lebih 25 meter. Di sisi timur jalan, berbatasan langsung dengan sungai yang
kondisinya cukup dalam.
Jalan yang keropos jika dibiarkan dan dilewati truk bermuatan berat secara terus
menerus bisa pecah atau patah. Jika pecahnya jalan itu bersamaan lewatnya truk bisa terguling. Karena lokasi jalan
dengan badan jalan yang longsor sekitar 1,5 meter.
"Karena tidak ada badan jalan, sudah dua kali
ini saya menyaksikan dua pengendara motor ndelosor disini. Salah satunya adalah
mlijo," ujar Mat Darun.
Sementara itu, Arif yang biasa melintas di jalur
Jetis - Kupang saat sampai di Desa Kupang mengaku takut. Karena posisi jalan
langsung berbatasan dengan sungai (tanpa badan jalan). "Kalau sampai di
Kupang lebih baik ambil jalur tengah takut kalau tercebur. Istilahnya jalur ini tinggal
menunggu korban saja," ungkapnya.
Lebih dikhwatirkan lagi saat malam hari karena di
lokasi minim lampu penerangan sehingga masyarakat dikhawatirkan tercebur.
Karena di lokasi tidak dipasang rambu atau atau tanda berbahaya. Di lokasi itu
hanya diberi kayu kecil diberi plastik kresek.
"Dulu itu bagaimana perencanaannya. Sebelum
jalan dibangun kan harus diberi penahan jalan. Kalau tidak ya percuma karena
berbatasan dengan sungai," ujar Arif.
Menurut ia, longsor juga terjadi di Desa Pulorejo,
Dawar Blandong. Sejauh ini tidak ada perbaikan sama sekali dari dinas terkait.
Dikonfirmasi hal ini, Bupati Mojokerto, Mustofa
Kamal Pasha mengatakan, proyek beton cor masih dalam masa pemeliharaan.
Sehingga untuk perbaikan menjadi tanggung jawab kontraktor. “Rekondisinya tidak
sulit. Tinggal memadatkan bagian yang ceruk saja,” katanya. (one)
Social