Jalur Alternatif Mojoanyar Rusak Parah, Tiga Bulan Telan Tiga Nyawa - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Jalur Alternatif Mojoanyar Rusak Parah, Tiga Bulan Telan Tiga Nyawa


Mojokerto-(satujurnal.com)
Kondisi jalan penghubung Kecamatan Mojoanyar dengan Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto sepanjang satu kilometer rusak parah. Kubangan dan jalan berlobang berukuran besar di sepanjang ruas jalan mengharuskan pengguna jalan benar-benar mawas. Tercatat, sejak Januari hingga Maret 2015 sudah tiga -nyawa melayang sia-sia karena kecelakaan tunggal di jalur ini.

Pada Januari dua pengendara tewas akibat terjatuh saat dibonceng akibat terjerembab kubangan. Ada juga pengguna jalan jatuh kemudian terperosok ke sungai yang cukup dalam di sisi barat jalan. Sekitar Maret lalu juga ada pengguna jalan yabg terjatuh dan kepalanya membentur aspal.

“Dari tiga korban meninggal maupun luka-luka, semuanya bukan warga Kepuh Anyar. Mereka warga lain daerah yang jarang melintas di lokasi. Rata-rata korban meninggal di rumah sakit, " terang Kades Kepuh Anyar, Agung Priyanto, Selasa (05/5/2015).

Amatan di lapangan menyebutkan, jalan yang rusak membentuk kubangan hingga kedalaman 30 cm - 40 cm dengan lebar bervariasi mulai 1 meter hingga 2 meter. Pengendara motor dan mobil yang melintas harus ekstra hati-hati agar tidak terjatuh. Karena jalan yang berlubang itu hampir menyeluruh.

Penggguna jalan harus lebih waspada lagi jika melintas malam hari. Di jalur ini tak tampak penerangan jalan umum (PJU), sehingga rawan terjerembab. Terlebih saat hujan berlangsung, kubangan yang menyerupai landasan grass track itu tidak terlihat sehingga berpotensi mencelakakan pengguna jalan. Di sisi timur dan barat jalan rusak adalah sungai sehingga harus ekstra waspada.

Jalur alternatif ini memang dilewati berbagai jenis kendaraan. Dari kendaraan pribadi hingga kendaraan bortonasi besar. Banyaknya kendaraan kelas berat yang melintas di jalur tembus itu untuk menghindari kepadatan arus lalu lintas di perempatan Kenanten.

Hidayat, asal Tarik, Sidoarjo yang setiap hari melintas di lokasi mengaku sudah hapal walau jalan itu tertutup air. "Saking seringnya melintas disitu, sampai hapal mana jalan yang layak dilewati dan tidak," kata Hidayat.

Hidayat mengaku, pernah menolong pengguna jalan yang terjatuh akibat terjerembab. Ia terjatuh saat menghindari kubangan jalan di sisi kiri kemudian menghidar ke kanan, ternyata di kanan juga ada kubangan. "Kasihan spionnya patah," ungkapnya.

Hal serupa juga pernah dialami Mulyono, Kepala Dusun (Kasun) Desa Kepuh Anyar. Ia pernah terjerembab di kubangan hingga motornya terjungkal. Tubuhnya sampai luka karena terkena aspal. "Jalan ini sudah rusak sejak lama. Dulu warga pernah menanam pohon pisang di lokasi sebagai aksi spontanitas terhadap kondisi jalan," ungkapnya.

Sementara itu, M Sholeh SH, advokad, mengatakan, korban sebenarnya bisa menggugat penyelenggara jalan yakni PU Bina Marga Pemkab Mojokerto. Sesuai UU Nomor 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UULLAJ), juga Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mewajibkan hal tersebut.

"Korban yang terjatuh dan meninggal dunia bisa menggugat penyelenggara jalan," tuturnya.

Kepala Dinas PU Bina Marga Pemkab Sidoarjo, Zaenal Abidin belum dapat dikonfirmasi. dua nomor ponselnya tidak aktif. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional