Jombang(satujurnal.com)
Kesabaran dan ketelatenan pengawas ujian nasional (UN) tingkat sekolah dasar (SD) di sekolah dasar luar biasa (SDLB) benar-benar diuji.
Para pengawas ini harus ‘mengalah’ menuruti peserta ujian. Jika tidak, ‘aksi mogok’ pun ditunjukkan peserta.
Pemandangan ini tampak dalam UN SD hari pertama di SDLB Muhammadiyah Jombang, Senin (18/5/2015).
Pengawas UN harus mengeluarkan jurus merayu agar enam peserta UN mau mengerjakan soal.
Dari enam peserta UN, satu siswa autis, dua siswa tuna rungu dan tiga siswa penyandang tuna grahita.
Saat UN Bahasa Indonesia berlangsung, siswa penyandang autis tiba-tiba mogok enggan mengerjakan soal UN. Pengawas pun terus membimbing agar siswa yang bersangkutan mau mengerjakan soal ujian. Siswa ini pun akhirnya mau mengerjakan soal UN, meski pun dibutuhkan waktu yang relatif lama.
“Untuk mengerjakan soal Bahasa Indonesia, sebenarnya waktu dua jam sudah cukup. Tapi ada salah satu peserta yang hanya mainan dan duduk termenung, tanpa mengerjakan soal,” tutur Sri Wulandari, Kasek SDLB Muhammadiyah Jombang.
Agar mau mengerjakan, ujar Sri Wulandari, pengawas memang harus sabar, bahkan merayu dulu agar siswa mau mengerjakan soal. “Kalau tetap tidak mau mengerjakan soal, ya kami datangkan guru kelasnya untuk membantu pengawas. Biasanya kalau guru kelasnya yang memerintah, mereka nurut,” terangnya. (rg)
Social