Mojokerto-(satujurnal.com)
Jajaran Kepolisian Resor Mojokerto
Kota berhasil mengamankan Totok Muliyono, 40, pembuat petasan warga Dusun Talunongko,
RT 02 RW 05 Desa Jolotundo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto dalam operasi
cipta kondisi dan simpatik selama bulan Ramadhan.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto
Kota, Ajun Komisaris Polisi Maryoko, Rabu (15/7/2015) mengatakan, tersangka
Totok Muliyono berikut ribuan petasan siap edar kini diamankan di Markas Polres
setempat.
Menurut Kasat Reskrim,
penangkapan tersangka dilakukan oleh petugas, pada hari Sabtu (11/7/2015) sekira pukul 7:00 WIB.
“Penangkapan tersangka atas dasar
informasi masyarakat tentang aktivitas pembuatan petasan yang memicu keresahan
warga sekitar,” kata Maryoko.
Di kediaman tersangka petugas
mengamankan sejumlah barang bukti bahan petasan berdaya ledak tinggi.
Saat penggerebekan di rumah
tersangka, petugas juga mengamankan 31 kantong plastik masing-masing berisi 50
buah petasan jenis sreng dor. 2 kilogram bubuk petasan terbuat dari campuran
bubuk potassium.1 timba besar berisikan bubuk sreng dor campuran bubuk arang
dan cendowo seberat 13,5 kilogram. Bubuk belarang dan bubuk brown, timbangan,
alat pres klotongan, 3 besi penggulung kertas serta peralatan lain untuk
pembuatan petasan.
"Tersangka membuat petasan
tidak secara manual, tapi menggunakan alat cetak,” katanya.
Sejauh ini tersangka mengaku
membuat petasan seorang diri. “Meski pelaku mengaku hanya mengerjakan pembuatan
seorang diri, tapi tetap akan kita kembangkan. Karena sangat dimungkinkan ada
keterlibatan pihak lain,” imbuhnya.
Menurut Kasat, pelaku pembuat
petasan tersebut dijerat dengan Undang Undang Darurat No.12 Tahun 1951, tentang
Senjata Api, Amunisi atau Bahan Peledak / petasan. “Ancaman hukumannya 20 tahun
penjara,” katanya.
Sementara itu dihadapan petugas Totok
Muliyono mengaku petasan yang diproduksi tidak untuk dijual ke pasar namun atas
pesanan kelompok kesenian. “Bukan untuk dijual, tapi untuk pentas kesenian ludruk, kuda
lumping dan lainnya,” kilahnya.
Tersangka mengaku, menjual satu plastis
petasan sreng dor berisi 50 petasan Rp 35 ribu. “Tapi tidak dijual di umum,
petasan ini khusus untuk kesenian. Jadi kalau tidak ada yang memesan ya tidak
produksi,” sergahnya.
Ia mengaku menjalankan aktivitas
sebagai pembuat dan pemasok petasan untuk pentas kesenian tradisional sejak dua
tahun lalu. Sementara kelompok kesenian yang memesan petasan buatannya berasal
dari daerah Mojokerto, Jombang, Blitar dan lain-lain. (one)
Social