Mojokerto-(satujurnal.com)
Walikota Mojokerto, Mas’ud Yunus memberikan bantuan uang
tunai, sembako, sambungan listrik dan pompa air untuk Siti Romelah Happy, janda
miskin warga Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Senin
(3/08/2015).
Bantuan untuk warga miskin yang tak memiliki mata
pencaharian ini menurut Mas’ud Yunus, layak diberikan karena Romelah tidak
berdaya secara ekonomi.
Anak Romelah, Aris Slamet Yunianto yang sudah
berusia 8 tahun pun yang diketahui belum bersekolah langsung diberi akses
sekolah secara gratis.
“Ibu Romelah memiliki problem yang mendasar. Dia
tidak punya pekerjaan, dia makan seadanya dan hidup seadanya. Ini hal yang
perlu disikapi,” kata Mas’ud Yunus.
Ia mengaku mengetahui kondisi Romelah dari laporan
warga setempat.
“Ya tentunya saya harus berterima kasih ada
informasi demikian. Sehingga bisa segera memberikan bantuan untuk kelangsungan
hidup keluarganya serta kelangsungan pendidikan anaknya,” tukasnya.
Menurut Mas’ud Yunus, bantuan kebutuhan hidup untuk
Romelah dan anaknya akan diberikan setiap bulan Rp 200 ribu. “Diberikan per
triwulan dari pos Dinas Sosial,” imbuhnya.
Dikesempatan itu, walikota juga memberikan bantuan
sembako, sambungan listrik dan pompa air dari anggaran Dinas Sosial.
“Juga dari BAZ (badan amil zakat) ada bantuan uang
tunai Rp 1 juta untuk modal usaha,” imbuhnya.
Saat memasuki bagian dalam rumah perempuan berusia
42 tahun tersebut, walikota yangdidampingi Kadinsos Sri Mujiwati menilai rumah
yang ditempati dua penghuni itu tidak layak huni, tidak sehat dan rentan
terhadap serangan penyakit.
Kondisi rumah Romelah yang berada di ujung gang
kampung itu memang sangat memprihatinkan. Bangunan rumah yang diperkirakan
sudah berusia puluhan tahun tampak lapuk. Ada dua kamar tanpa tempat tidur.
Tidak ada meja, lemari, atau peralatan rumah lainnya.
Tidak ada kompor untuk memasak. Nyaris tidak ada
peralatan dapur kecuali panci untuk kecil untuk menanak nasi.
Empat batu batu dibagi dua dan disusun berjarak
untuk penumpuh alat memasak. Kayu bakar yang dipungut dari ranting kering pohon
di lapangan depan rumahnya dijadikan bahan bakar untuk menanak nasi dan
mengolah penganan.
Lantai rumah polesan semen pun nyaris hancur, banyak
berlubang. Atap rumah tembus genting juga sudah lapuk. Bisa dipastikan jika
hujan turun, air hujan akan mengalir deras dari semua sudut rumah.
“Rumahnya tidak layak huni. Nanti bertahap, kita
upayakan agar jadi layak huni,” janjinya.
Ia pun mengaku tidak mau kecolongan ada warga miskin
yang tidak bisa mengenyam pendidikan dasar serta hidup tak layak. Untuk itu
aparat pemerintahan paling bawah di Kota Mojokerto diperintahkan melakukan
penyisiran menemukan warga yang hidup tidak layak.
"Mulai RT , RW hingga lurah dan camat harus
melakukan penyisiran dilingkungan mereka. Mencari anak usia sekolah yang tidak
bisa sekolah karena biaya. Selain itu kalau ada warga yang hidup tidak layak,
segera laporkan," katanya.
Seluruh warga kota, lanjutnya, harus mendapatkan
pelayanan hidup dasar. Diantaranya pendidikan serta kesehatan gratis. "Kalau ada warga Kota
Mojokerto yang hidup tidak layak dan saya tidak tahu, maka saya orang pertama
yang akan masuk neraka," jelas walikota berlatarbelakang kiai tersebut.
(one)
Social