Gigih Bekerja, Tukang Lontong Tahu Naik Haji Plus - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Gigih Bekerja, Tukang Lontong Tahu Naik Haji Plus


Jombang-(satujurnal.com)
Banyak yang berasumsi menunaikan ibadah haji dengan paket haji plus hanya dominasi mereka yang mapan secara ekonomi. Rupanya asumsi ini tidak berlaku bagi Alif Surono, seorang penjual lontong tahu di Jombang.

Pria berusia 60 tahun yang membuka lapak di di jalan KH Bisri Syamsuri, Desa Denanyar, Kecamatan Jombang Kota, Jombang ini akan bertolak ke tanah suci Mekkah untuk menjalankan ibadah haji melalui biro yang menyediakan paket haji plus.

Bukan hal yang gampang bagi Surono untuk membayar biaya haji plus yang nilainya berlibat dari biaya haji reguler. Namun berkat ketekunannya menabung selama 21 tahun, akhirnya niat suci itu terwujud.

Menariknya, pria yang masih bertahan tanpa pendamping ini hingga usia kepala enam ini berhaji badal atau haji tunda, untuk mendiang ibu angkatnya.

Ia sendiri mengaku sudah berhaji tiga kali. "Haji badal saya niatkan untuk almarhumah ibu angkat saya yang mengajari saya berjualan lontong tahu hingga saya bisa bertahan sampai sekarang," terang Surono, Senin (7/9/2015).

Niat haji badal untuk ibu angkatnya itu sudah tertanam dibenak Surono sejak lama. Agar terwujud, ia ikut arisan sejak tahun 2012 silam.

Di tahun itu pula ia mendaftar hingga uang arisan terkumpul tahun ini untuk membayar biaya haji plus sebesar Rp 135 juta. 

"Ini berkah saya berjualan lontong tahu sejak 21 tahun lalu," ujarnya. 

Dalam keseharian, setiap menjelang senja Surono mulai bekerja di warung lontong tahu yang berlokasi tidak jauh dari rumahnya. 

Sejak mulai buka sekitar pukul 16.30 WIB  warung miliknya sudah dipenuhi para pelanggan. 

Kakek yang akrab dipanggil surono ini mengerjakan sendiri berbagai pekerjaan untuk menyiapkan lontong tahu hingga siap dinikmati pembeli. Mulai dari memotong tahu, menggoreng membuat sambal bahkan hingga menghidangkan kepada pembeli.

Warung lontong tahu milik Surono ini ramai dikunjungi pelangan hingga larut malam. Warung baru tutup sekitar pukul satu dini hari. Sehingga tidak heran jika pendapatannya setiap hari berkisar Rp 1 juta, meski satu porsi lontong tahu hanya Rp 7.000 rupiah dan kopi atau teh Rp 2.000.

Surono tinggal sendirian di rumahnya, RT 09 Desa Denanyar. Tak ada sanak famili yang ikut dengan dia.

Ia akan berangkat ke tanah suci tanggal 9 September lusa bergabung dengan salah satu biro perjalanan haji plus di Surabaya. (rg)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional