Mojokerto (satujurnal.com)
Akibat disapu angin, sebuah bangunan gedung perpustakaan SDN Pakis II di Dusun Bancang, Desa Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto ambruk hingga rata dengan tanah.
Ambruknya gedung yang baru berumur sekitar dua tahun ini terjadi beberapa pekan lalu. Namun tidak ada tanda-tanda akan dibangun kembali.
Beruntung, ambruknya gedung ini terjadi sore hari setelah aktivitas belajar mengajar berakhir.
"Ini gedung perpustakaan, hanya digunakan tidak sampai satu bulan tapi sudah retak-retak terus ambruk kena angin. Untung ambruknya sore hari, jadi tidak ada yang sekolah," tutur Andre, siswa kelas V sekolah tersebut seraya menunjuk lokasi bekas gedung perpustakaan tersebut, Jum'at (30/10/2015).
Andre menyebut, sekitar sebulan lalu bangunan gedung perpustakaan tersebut ambruk. Menurutnya, saat itu sore hari tiba-tiba ada angin kencang dan menyapu bagunan gedung perpustakaan. Angin tidak hanya menyapu bangunan gedung perpustakan bagian atas namun menyebabkan bangunan gedung perpustakan ambruk rata dengan tanah.
"Saat ambruk, suaranya sampai terdengar cukup jauh jadi orang-orang langsung datang melihat. Ambruk rata dengan tanah jadi suaranya bergemuruh, debunya sampai tinggi ke atas. Tapi sebelumnya sudah tidak digunakan karena retak-retak, siswa-siswa dilarang mendekat, ada peringatan dari sekolah yang ditempel," kata siswa yang kediamannya tidak jauh dari sekolah tersebut.
Andre menambahkan, saat mengetahui bangunan gedung perpustakaan retak-retak, pihak sekolah memindahkan buku-buku ke gudang sekolah.
Menurutnya, meski sudah dipindahkan ke gudang sekolah namun bangunannya kurang lebar sehingga para siswa tidak nyaman. Para siswa berharap bangunan tersebut segera direnovasi agar bisa digunakan kembali.
Penjaga Sekolah, Karnoto mengatakan, bangunan gedung perpustakaan tersebut ambruk sekitar sebulan lalu sekitar pukul 17.00 WIB.
"Ada angin dari arah barat, kemudian tidak lama bangunan gedung perpustakaan tersebut langsung ambruk rata dengan tanah. Digunakan hanya satu bulan saja kemudian retak-retak, ini bangunan kalau tidak salah tahun 2013," jelasnya.
Sehingga buku-buku dipindahkan dan para siswa dilarang untuk mendekat. Pasca diketahui retak-retak, Karnoto menambahkan, tidak ada aktivitas di bangunan gedung perpustakaan tersebut. Menurutnya, sebelum sore hari ambruk, pagi harinya digunakan untuk istiqisah dan rapat, namun sore harinya ambruk.
Kepala maupun guru SDN Pakis II tidak ada yang bisa dimintai konfirmasi terkait ambruknya bangunan gedung perpustakaan. Papan nama proyek di lokasi kejadian pun tidak ada. Sementara informasi masyarakat sekitar, bangunan gedung perpustakaan tersebut dibangun tahun 2014 oleh salah satu CV.(one)
Social