Jombang-(satujurnal.com)
Rencana pemerintah mengganti gas elpiji ukuran 3 kilo menjadi 5 kilogram ternyata belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat.
Apalagi sampai saat ini belum pernah ada sosialisasi baik terhadap agen maupun pangkalan yang menjual elpiji.
Kenaikan ini dianggap memberatkan oleh sebagian masyarakat. Jika tetap diganti dengan ukuran 5 kilogram warga keberatan ,warga miskin berharap pemerintah tetap memberikan subsidi agar harganya tetap terjangkau.
Khazanatun (53), pemilik agen elpjji di belakang Pasar Pon Kota Jombang mengaku sampai saat ini belum pernah mendapat pemberitahuan terkait rencana penggantian gas elpiji dari ukuran 3 kilogram menjadi 5 kilogram.
Ia khawatir rencana pemerintah mengganti gas elpiji menjadi ukuran 5 kilogram akan semakin memberatkan masyarakat yang selama ini sudah merasa terbebani dengan naiknya harga berbagai bahan kebutuhan pokok yang ada.
"Sebab dengan elpiji ukuran 3 kilogram saja setiap terjadi kenaikan harga masyarakat sudah menjerit, apalagi jika nanti diganti dnegan ukuran 5 kilogram," katanya, Minggu (26/10/2015).
Khazanatun mengakui, meski pemerintah sudah berencana mengganti elpiji dari 3 kilogram menjadi 5 kilogram saat ini belum ada dampak apa-apa ditingkat bawah. Namun jika kebijakan ini tetap dijalankan, tidak menutup kemungkinan masyarakat kurang mampu yang tidak bisa membeli elpiji akan beralih menggunakan kayu bakar.
"Sampai saat ini pasokan dan penjualan gas elpiji 3 kilogram masih berjalan seperti biasa dan harganya juga masih stabil. Namun
jika nanti elpiji benar-benar diganti dari 3 kilogram menjadi 5 kilogram, kondisinya belum tentu seperti sekarang," ujarnya.
Khazanatun berharap pemerintah tetap memberi subsidi dalam penjualan gas elpiji ukuran 5 kilogram tersebut.
"Subsidi ini perlu diberikan agar harga penjualannya tidak terlalu tinggi dan memberatkan masyarakat kecil.(rg)
Social