Bemula dari Iseng, Kini Mustamil Jadi Pioner Kaligrafi Bambu - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Bemula dari Iseng, Kini Mustamil Jadi Pioner Kaligrafi Bambu


Jombang-(satujurnal.com)
Berawal dari keisengan membuat mainan untuk anaknya, Mustamil, warga Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang menemukan ide membuat kaligrafi berbahan bamboo. Kini kaligrafi karyanya menjadi pioner pengembangan seni kaligrafi dengan menggunakan media bambu. Pangsa pasarnya bukan hanya di Indonesia , namun hingga mampu menembus pasar Asia dan Eropa.

Mustamil tak menyangka keisengannya delapan tahun silam membuatkan mainan untuk anaknya dari bahan pelepah pohon pepaya dan potongan bambu, menginspirasinya untuk membuat kaligrafi dari bahan bambu dengan alas bahan pelepah pisang yang diawetkan.

Mustamil yang melihat banyaknya potensi alam berupa bambu yang melimpah di sekitar rumahnya makin memantabkan diri untuk menggeluti seni kaligrafi bambunya. 

Yang membedakan dengan kaligrafi lainnya, kaligrafi Mustamil lebih dikenal dengan kaligrafi bamboo runcing. Karena memiliki ciri khas yakni kemiringan pemotongan 60 hingga 90 derajat.

Bambu yang digunakan Mustamil biasanya bambu hijau dan bambu apus (bambu Jawa). Selain kuat, bambu jenis ini juga memiliki kekhasan warna. Biasanya bambu yang digunakan adalah di bagian bawahnya, karena kuat dan bahannya tebal.

Aneka ukuran kaligrafi sudah ribuan yang dibuatnya. Ia pasang harga termurah Rp 150 ribu dan termahal hingga tembus Rp 10 juta, tergantung 
tergantung ukuran dan tingkat kesulitan pembuatan hurufnya. 

Seni kaligrafi bambu runcing karya Mustamil menjadi pioner pertama di Indonesia. Tak terhitung lagi, berapa banyak karya indah seni huruf Arab Mustamil yang tersebar di sejumlah negara. 

Meski demikian, pemasarannya hanya menggunakan sistem jaringan dari mulut ke mulut, internet dan mengikuti berbagai pameran UKM. Ia mengaku sengaja hanya mempromosikan secara terbatas. Ini lantaran tak ingin karyanya disebut sebagai produk massal. Justru dari karyanya, Mustamil yang kini mengajar di sejumlah pondok pesantren berharap para santri ponpes mengikuti jejaknya, syiar lewat kaligrafi bambu. (rg)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional