Walikota Sambut Ribuan Peserta Napak Tilas IV Syuhada Kemerdekaan KH Nawawi - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Walikota Sambut Ribuan Peserta Napak Tilas IV Syuhada Kemerdekaan KH Nawawi


Mojokerto-(satujurnal.com)
Walikota Mojokerto Mas’ud Yunus menerima kedatangan ribuan peserta Napak Tilas IV Syuhadah Kemerdekaan KH Nawawi, di depan Kantor Pemkot Mojokerto, Minggu (08/11/2015) pagi, sekitar pukul 07:00 WIB.

Ribuan santri, pelajar, pemuda, mahasiswa peserta napak tilas ini telah menempuh rute sepanjang 40 kilometer. Peserta Napak tilas diberangkatkan Sabtu (7/11/2015) pukul 21:30 WIB.

Rute yang ditempuh mulai dari lokasi gugurnya KH Nawawi, di Dusun Sumantoro Desa Plumbungan Sukodono menuju rumah kediaman sang kyai, di Ponpes Tarbiyah Tahfidzul Qur’an An Nawawi, di Jl Gajah Mada Kota Mojokerto tepat di depan kantor Pemkot Mojokerto.

Di hadapan lebih dari 4000 peserta, Mas’ud Yunus yang menjadi inspektur upacara penerimaan peserta napak tilas menyatakan bahwa napak tilas perjuangan syuhada kemerdekaan KH Nawawi ini harus terus dihayati dan dilanjutkan perjuangannya.

 “Kita semua sebagai generasi penerus harus memiliki jiwa kepahlawanan, jiwa perjuangan untuk meneruskan cita-cita dari almarhum KH Nawawi dan cita-cita bangsa Indonesia,” ucapnya.

Menurut Mas’ud Yunus, KH Nawawi merupakan tokoh pejuang syuhada pembela tanah air dalam mempertahankan kemerdekaan. Almarhum juga ulama besar NU  kelahiran Mojokerto yang sejak kecil tinggal di lingkungan pesantren. Beliau belajar di sejumlah pondok pesantren, diantaranya Ponpes Tebuireng Jombang dan di Syaikhuna Kholil Bangkalan Madura.

“Kita tentunya juga harus berjuang menuruskan cita-citanya untuk mengisi kemerdekaan. Mewujudkan Indonesia yang berdaulat, merdeka, maju, sejahtera dan adil dan makmur. Itulah perjuangan dan tantangan yang harus kita hadapi di masa sekarang dan masa yang akan datang,” lanjutnya.

KH Nawawi adalah Komandan Laskar Sabillah yang turun langsung memimpin laskarnya melawan penjajah Belanda di wilayah Sidoarjo.

Pada 22 Agustus 1946 KH Nawawi gugur di Dusun Sumantoro Desa Plumbungan Kecamatan Sukodono Kabbupaten Sidoarjo. Napak tilas ini mengulang rute kala warga membawa jenazah KH Nawawi dari Dusun Sumantoro Plumbungan ke Mojokerto.

Jenazah KH Nawawi terpaksa dibawa melalui jalan berliku hingga akhirnya tiba di rumah KH Nawawi di Mojokerto. Sebab tentara Belanda tidak menginginkan jenazah KH Nawawi dibawa pulang menuju Mojokerto.

Butuh perjuangan, karena tentara Belanda berusaha menghadang jenazah KH Nawawi agar tidak dibawa ke Mojokerto.

Jejak dibawahnya jenazah KH Nawawi dari Sukodono ke Mojokerto, hal inilah yang diikuti dalam napak tilas KH Nawawi tersebut.

KH Nawawi dilahirkan di Desa Lespadangan Gedek Mojokerto, dari pasutri Munadi dan Khalimah, tahun 1886. Ia lulusan Hollandsch Inlandsche School Partikelir (HIS-P) atau setingkat SD.

 “Para santri, pelajar, pemuda dan mahasiswa yang terlibat dalam napak tilas syuhada kemerdekaan KH Nawawi ingin mengenang dan meneruskan perjuangan kyai yang dilahirkan di Gedek Mojokerto tahun 1886 itu, dalam menegakkan kebenaran dan memerangi kejahatan di saat Jaman Penjajahan Belanda pada masa itu,” tukasnya.

Penerimaan peserta napak tilas merupakan pamungkas dari rangkaian helatan Napak Tilas IV Syuhadah Kemerdekaan KH Nawawi yang digelar selama tiga hari, diawali dengan Do’a Khotmil Qur’at 100 majelis, Kamis (5/11/2015). Sedangkan pada hari Jumat pagi (6/11/2015) upacara militer dan tahlil akbar di makam KH Nawawi, di TPU Losari, Lespadangan, Kabupaten Mojokerto. Dan malam harinya diadakan pengajian umum napak tilas perjuangan syuhada kemerdekaan KH Nawawi di halaman kantor Pemkot Mojokerto yang dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf dan Ketua DPRD Jawa Timur Abdul Halim Iskandar. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional